Salah satu sudut jalan di Riga, Latvia. (Foto: adventurouskate.com)
RIGA, DDTCNews - Kinerja penerimaan pajak di Latvia menunjukan tanda perbaikan dengan angka setoran yang tumbuh positif pada Agustus 2020, mengonfirmasi telah berjalannya pemulihan ekonomi.
Dewan Disiplin Fiskal Latvia (FDP) merilis data penerimaan pajak yang tumbuh 8% pada Agustus 2020 dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Dewan menyebutkan Latvia sudah melewati titik terendah penerimaan pajak karena dampak pandemi Covid-19.
"Pengumpulan dari iuran sosial negara telah meningkat dan titik terendah penerimaan pajak sudah terjadi pada Mei 2020," tulis laporan FDP seperti dikutip Senin (7/9/2020).
Realisasi penerimaan pajak yang bergerak positif pada Agustus 2020 menunjukan penduduk lokal lebih optimis dalam melihat keuangan rumah tangga.
Mereka juga terpantau sudah melakukan konsumsi yang selama ini tertunda karena pandemi Covid-19. Hal tersebut terlihat dari penerimaan pajak atas aktivitas konsumsi yang yang mulai bergerak naik.
Realisasi setoran pajak pertambahan nilai (PPN) misalnya, sampai dengan Agustus 2020 sudah memenuhi 86,1% dari target. Begitu juga pungutan cukai yang sudah memenuhi 87,3% dari target yang ditetapkan pemerintah.
Selain itu, setoran PPh badan sudah mencapai 76,3% dari target per Agustus 2020. Realisasi penerimaan PPh orang pribadi juga diluar perkiraan pemerintah telah melampaui target hingga 2,3%.
Adapun setoran iuran asuransi sosial negara sudah dibayarkan sebesar 93,2%. "Secara umum realisasi penerimaan pajak berjalan dengan baik. Hal ini dapat dianggap sebagai tanda lain dari pemulihan ekonomi," terang FDP seperti dilansir bnn-news.com.
Satu-satunya sorotan FDP justru berlaku kepada kebijakan belanja APBN yang belum dilaporkan secara utuh oleh pemerintah. FDP menyebutkan hal yang menyebabkan pencatatan belanja tidak berjalan optimal karena serapan paket stimulus ekonomi pemerintah belum dilakukan secara merata.
Akibatnya, laporan realisasi belanja program stimulus ekonomi belum dikonsolidasi. "Ada peningkatan cukup besar pengeluaran pemerintah yang mencerminkan dukungan negara pada masa pandemi. Namun, data kenaikan belanja tidak sama dengan laporan pemerintah," ungkap FDP. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.