ilustrasi.
BEIJING, DDTCNews—Asosiasi Produsen Otomotif China mencatat penjualan kendaraan energi baru (New energy vehicle/NEV) tumbuh pesat setelah pemerintah membebaskan pajak pembelian atau PPN untuk mobil listrik.
Pada Desember 2019 misalnya, penjualan mobil ramah lingkungan tumbuh 71,4% ketimbang bulan sebelumnya. Padahal, secara umum penjualan mobil sedang mengalami perlambatan sepanjang tahun itu.
Produsen mobil listrik asal AS, Tesla menjadi perusahaan yang diuntungkan dari pembebasan pajak mobil listrik, di mana mulai diumumkan pada akhir Agustus 2019. Sedan Mobil 3 dari Tesla pun tengah popular di Shanghai.
"Kami memiliki lebih banyak pelanggan akhir-akhir ini yang mencari test drive dan lebih banyak informasi," kata seorang tenaga penjualan di toko Tesla di Shanghai, Jumat (31/01/2020).
Pembebasan pajak pembelian menurunkan harga mobil Tesla yang harus dibayarkan konsumen menjadi kurang dari 300.000 yuan atau setara dengan Rp590 juta. Sepanjang 2019, Tesla berhasil meraup pendapatan hingga US$24,5 miliar di China.
Pabrik Tesla di Shanghai saat ini telah memproduksi hampir 1.000 kendaraan, dan mencapai kapasitas produksi lebih dari 3.000 kendaraan per pekan sejak peluncuran perdana Model 3 pada 7 Januari 2020.
Sayang, permintaan konsumen terhadap mobil listrik Tesla menjadi terganggu belakangan ini usai merebaknya virus Corono. Apalagi, pemerintah China memerintahkan sejumlah pabrik untuk ditutup sementara waktu.
Dilansir dari Asiatimes.com, Tesla merupakan salah satu dari sejumlah perusahaan yang terpengaruh kebijakan penutupan pabrik hingga 9 Februari 2020. Alhasil, penjualan Tesla pun ikut terganggu.
Direktur Keuangan Tesla Zach Kirkhorn menilai dampak penghentian produksi terbilang kecil terhadap keuntungan perusahaan pada triwulan pertama 2020. (rig)