Ilustrasi. |
MANILA, DDTCNews - Pemerintah Filipina membuka opsi untuk menurunkan tarif cukai bahan bakar minyak (BBM) apabila harga minyak dunia terus meroket imbas perang antara Iran dan Israel.
Menteri Keuangan Filipina Ralph Recto mengatakan lonjakan harga minyak dunia berpotensi meningkatkan pendapatan negara dari sektor migas. Namun di sisi lain, kenaikan harga minyak tersebut juga dapat mengerek inflasi.
"Kami mungkin akan menurunkan tarif cukai bahan bakar untuk memastikan inflasi teredam," ujarnya, dikutip pada Kamis (26/6/2025).
Kemenkeu Filipina mencatat terjadi kenaikan harga BBM secara bertahap hingga PHP5 atau sekitar Rp1.436 per liter. Apabila tidak segera ditangani, tingkat inflasi akan diproyeksi bakal meningkat.
Sejalan dengan itu, Ralph menyampaikan pemerintah sedang mengkaji berbagai faktor yang berpotensi memicu inflasi.
"Kami sedang mempelajari titik-titik pemicu [inflasi]. Syukurnya, untuk saat ini, harga minyak mulai turun," kata Ralph dilansir philstar.com,
Untuk diketahui, pemerintah Filipina mengenakan cukai terhadap 6 kelompok barang. Salah satunya yakni produk minyak bumi (petroleum products) seperti minyak dan pelumas, BBM, nafta, bensin, minyak tanah, aspal, dan lainnya.
Filipina juga merupakan negara importir minyak, terutama minyak mentah, untuk memenuhi kebutuhan energinya. Oleh karena itu, perekonomian negara tetangga ini cukup rentan terhadap gejolak yang terjadi di Timur Tengah. (dik)