Ilustrasi.
BANGKOK, DDTCNews - Pengusaha restoran dan tempat hiburan malam di Bangkok mengusulkan pengenaan cukai atas hiburan malam ditangguhkan untuk sementara waktu.
Anggota Asosiasi Pengusaha Restoran Malam Yani Loeiwanitcharoen mengatakan daya beli masyarakat sedang menurun di tengah kondisi perekonomian yang serba sulit. Menurutnya, penangguhan sementara pengenaan cukai dapat mendorong masyarakat kembali berkunjung ke tempat hiburan malam.
"Minuman beralkohol sudah dikenakan cukai sebesar 5%, dan untuk hiburan malam juga dikenakan cukai sebesar 5%. Belum lagi pajak seperti PPh dan PPN," katanya, dikutip pada Minggu (30/3/2025).
Yani menuturkan tanda-tanda kelesuan ekonomi telah terasa sejak beberapa waktu terakhir. Kondisi tersebut juga telah berdampak buruk pada bisnis hiburan malam.
Beberapa asosiasi pengusaha telah mengirimkan petisi kepada pemerintah untuk menangguhkan sementara cukai hiburan malam.
Asosiasi tersebut meliputi Asosiasi Pengusaha Restoran Malam, Asosiasi Bisnis Khao San Road, Asosiasi Restoran, Asosiasi Pedagang Bir Lokal, asosiasi industri hiburan dan pariwisata yang berbasis di Pattaya, serta Asosiasi Bartender Thailand.
Cukai hiburan malam dikenakan sebesar 5% terhadap tempat-tempat yang beroperasi hingga larut malam, termasuk restoran dan bar. Cukai ini dianggap menimbulkan tekanan besar bagi sebagian besar operator yang rata-rata hanya menghasilkan laba kurang dari 10%.
Menurut Yani, pengenaan cukai telah menjadi beban tambahan bagi pelanggan sehingga membuat prospek bisnis menjadi lebih suram. Utang macet pada operator hiburan malam dilaporkan melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa senilai THB1,23 triliun atau Rp600,9 triliun.
Dia menyebut banyak operator harus berjuang keras untuk bertahan di tengah kelesuan ekonomi. Mayoritas operator bahkan dilaporkan berada pada kondisi yang hampir tutup karena menanggung biaya tinggi, tetapi pendapatan menyusut.
"Jika bisnis harus tutup, maka pengangguran akan bertambah dalam skala nasional," ujar Yani.
Sementara itu, Presiden Asosiasi Bisnis Khao San Road Sanga Ruangwattanakul menilai Thailand mulai mengalami tanda-tanda resesi ekonomi, termasuk penutupan bisnis skala besar dan pemutusan hubungan kerja (PHK) pegawai.
Hal tersebut menyebabkan konsumsi masyarakat merosot sehingga memengaruhi bisnis restoran dan tempat hiburan.
Dalam menjalankan bisnis, operator hiburan malam harus berjuang untuk memenuhi biaya tenaga kerja dan sewa. Oleh karena itu, sebagian operator ini pada akhirnya mesti bergantung pada pinjaman untuk mempertahankan operasi sehari-hari.
"Penghapusan cukai dapat diberikan seiring dengan program stimulus ekonomi dan pariwisata pemerintah untuk meningkatkan daya saing pariwisata Thailand secara internasional," tutur Sanga seperti dilansir bangkokpost.com. (rig)