Ilustrasi.
MANILA, DDTCNews - Asosiasi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Filipina (Philippine Insurers and Reinsurers Association/PIRA) mendesak pemerintah untuk menurunkan tarif pajak atas produk asuransi non-jiwa.
Anggota Eksekutif PIRA Michael Rellosa menjelaskan penurunan tarif pajak dibutuhkan agar kelompok masyarakat menengah ke bawah dapat mengakses asuransi lebih murah. Menurutnya, beban pajak asuransi di Filipina jauh lebih besar ketimbang negara lain di Asean.
"Pemerintah perlu menurunkan pajak pada perusahaan asuransi non-jiwa sehingga dapat menurunkan harga bagi kelompok yang lebih miskin, seperti petani, sekaligus membebaskan sebagian pungutan pemerintah untuk layanan publik penting lainnya," katanya, Jumat (14/3/2025).
PIRA mengusulkan penurunan tarif pajak juga untuk membantu warga Filipina menjadi lebih aman secara finansial, khususnya pekerja pertanian dan masyarakat berpendapatan rendah lainnya.
Saat ini, beban pajak pada perusahaan asuransi non-jiwa mencapai 27,5%. Beban pajak ini diharapkan dapat dikurangi sehingga menjadi 20% dalam jangka waktu pendek dan menengah.
PIRA juga membandingkan beberapa negara di Asean hanya mengenakan pajak untuk perusahaan asuransi non-jiwa sebesar 8%.
Rellosa mengatakan PIRA terus berdiskusi dengan lembaga pemerintah untuk menghadapi tantangan dalam pengembangan perusahaan asuransi non-jiwa.
Terlebih, di tengah penyusunan RUU Perpajakan Intermediasi Perantara Keuangan dan Penghasilan Pasif (Passive Income and Financial Intermediary Taxation Act/PIFITA), yang menjadi bagian dari reformasi pajak.
Di sisi lain, PIRA juga berupaya membantu masyarakat kurang mampu untuk memiliki asuransi. Produk asuransi non-jiwa pun diupayakan terus berkembang sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Saat ini, perusahaan asuransi cenderung enggan mengembangkan produk di sektor pertanian karena pendapatan dari produksi pertanian tidak dapat diprediksi akibat bergantung pada cuaca.
"Ada bidang yang menguntungkan seperti asuransi ternak yang dapat meningkatkan minat terhadap asuransi pertanian," ujarnya seperti dilansir tribune.net.ph. (rig)