Ilustrasi.
LONDON, DDTCNews - Perusahaan migas asal Prancis, TotalEnergies, akan memangkas rencana investasinya di Inggris hingga 25%. Langkah ini diambil akibat kebijakan windfall tax yang diterapkan oleh pemerintahan di bawah Perdana Menteri Rishi Sunak.
Chairman TotalEnergies UK, Jean-Luc Guiziou, mengatakan pemangkasan rencana investasi ini diambil setelah perusahaan melakukan evaluasi terkait dengan dampak kebijakan fiskal yang diambil oleh pemerintah Inggris terhadap investasi yang sudah direncanakan.
"Industri energi merupakan sektor yang bersifat cyclical dan tunduk pada harga komoditas yang tidak stabil. Kami berpandangan pemerintah Inggris harus terbuka untuk meninjau ulang windfall tax bila harga migas turun sebelum 2028," ujar Guiziou seperti dilansir euronews.com, dikutip Sabtu (3/12/2022).
Pada awalnya, TotalEnergies sesungguhnya memiliki rencana untuk menanamkan modal senilai £500 juta atau Rp9,44 triliun. Menurut Guiziou, skema windfall tax yang ada saat ini akan memengaruhi kebijakan perusahaan dalam melakukan penanaman modal yang bersifat jangka pendek.
Adapun salah satu rencana proyek TotalEnergies yang akan dihentikan akibat kebijakan windfall tax oleh Inggris adalah sumur infill yang awalnya akan dibangun di Elgin Field, Laut Utara.
Untuk diketahui, Inggris di bawah pemerintahan Sunak memutuskan untuk meningkatkan tarif windfall tax atas perusahaan migas menjadi 35%. Windfall tax tersebut akan terus berlaku hingga Maret 2028. Awalnya, tarif windfall tax atas perusahaan migas hanyalah sebesar 25% dan berlaku hingga 2025.
Akibat adanya windfall tax, pajak yang ditanggung oleh perusahaan migas di Inggris makin membumbung. Tanpa windfall tax, perusahaan migas di Inggris sudah berkewajiban membayar ring fence corporation tax (RFCT) sebesar 30% dan supplementary charge to corporation tax (SCT) sebesar 10%.
Adapun perusahaan yang tidak bergerak pada sektor migas di Inggris hanya menanggung PPh badan sebesar 19%. (sap)