KEBIJAKAN PAJAK

Pajak Atas Natura Berlaku di 2022, Pelajari 4 Manfaatnya

Redaksi DDTCNews | Rabu, 24 November 2021 | 14:00 WIB
Pajak Atas Natura Berlaku di 2022, Pelajari 4 Manfaatnya

Assistant Manager DDTC Fiscal Research Awwaliatul Mukarromah dalam acara Simposium Nasional Perpajakan (SNP) VIII Universitas Trunojoyo Madura, Rabu (24/11/2021). (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Perubahan ketentuan pajak penghasilan atas natura yang dinikmati pegawai disebut bakal memperbaiki struktur penerimaan pajak di Tanah Air. Analisis terkait hal ini disampaikan secara mendalam oleh Assistant Manager DDTC Fiscal Research Awwaliatul Mukarromah dalam acara Simposium Nasional Perpajakan (SNP) VIII Universitas Trunojoyo Madura, Rabu (24/11/2021).

Awwaliatul mengungkapkan ada 4 tujuan serta manfaat yang bisa dirasakan pegawai dan otoritas dari dijadikannya natura sebagai objek pajak. Pertama, ketentuan ini menjadi instrumen penyeimbang ketimpangan antara tarif PPh orang pribadi dan PPh badan.

Alasannya, tarif PPh badan sudah diturunkan pemerintah dari 25% menjadi 22%. Sementara itu, tarif PPh orang pribadi untuk kelompok penghasilan tertinggi naik dari 30% menjadi 35%. Kebijakan ini praktis membuka peluang praktik penghindaran pajak. Perusahaan bisa saja cenderung memilih memberikan natura kepada karyawan ketimbang upah berupa uang untuk menghindari tarif tertinggi PPh OP.

Baca Juga:
WP Grup Bakal Digabung dalam 1 KPP, Ini Kata Dirjen Pajak

"Penurunan tarif PPh badan membuat gap yang makin lebar dari tarif PPh orang pribadi, nantinya ini dikhawatirkan menjadi saluran melakukan penghindaran pajak dengan pemberian fasilitas dalam bentuk natura. Jadi dilakukan perimbangan melalui pajak atas natura," kata Awwaliatul.

Manfaat kedua, menjadi sarana pemerintah mengoptimalkan penerimaan dari pos PPh orang pribadi. Pilihan kebijakan tersebut dapat digunakan pemerintah untuk memperbaiki struktur penerimaan pajak yang selama ini bertumpu pada setoran PPh badan.

Ketiga, Indonesia makin up to date dengan kebijakan pajak internasional. Sebenarnya, penerapan pajak atas natura juga bukan kebijakan fiskal baru di dunia. Beberapa negara tetangga Indonesia di kawasan Asia Pasifik sudah menerapkan kebijakan tersebut sebagai bentuk implementasi international best practices.

Baca Juga:
Besok Siang, Telepon dan Live Chat Kring Pajak Dihentikan Sementara

Keempat, penerapan pajak atas natura memenuhi prinsip simetri dalam sistem pajak.

"Ini bukan kebijakan baru karena di beberapa negara sudah menerapkan seperti Australia, Selandia Baru, dan India," terangnya.

Selain itu, pemerintah sudah menentukan kriteria umum imbalan nontunai berupa natura serta kenikmatan yang dikecualikan dari objek pajak. Natura dan kenikmatan yang dikecualikan antara lain, pertama, makanan, bahan makanan, bahan minuman, dan/atau minuman bagi seluruh pegawai. Kedua, natura dan/atau kenikmatan yang disediakan di daerah tertentu.

Ketiga, natura dan/atau kenikmatan yang harus disediakan oleh pemberi kerja dalam pelaksanaan pekerjaan. Keempat, natura dan/atau kenikmatan yang bersumber atau dibiayai APBN, APBD, dan/atau APBDes. Kelima, natura dan/atau kenikmatan dengan jenis dan/atau batasan tertentu. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 25 April 2024 | 08:45 WIB BERITA PAJAK HARI INI

WP Grup Bakal Digabung dalam 1 KPP, Ini Kata Dirjen Pajak

Rabu, 24 April 2024 | 16:50 WIB PAJAK PENGHASILAN

DJP Sebut Tiap Perusahaan Bebas Susun Skema Pemberian THR dan Bonus

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

DJP Tegaskan Tak Ada Upaya ‘Ijon’ Lewat Skema TER PPh Pasal 21

BERITA PILIHAN
Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PTKP Karyawati Kawin Bisa Ditambah jika Suami Tak Punya Penghasilan

Kamis, 25 April 2024 | 13:00 WIB KEANGGOTAAN OECD

OECD Rilis Roadmap Aksesi, Ada 8 Prinsip Pajak yang Perlu Diadopsi RI

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

WP Badan Pakai Stempel Perusahaan yang Berbeda, SPT Tahunan Tetap Sah?

Kamis, 25 April 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN MONETER

Parkir DHE SDA di Dalam Negeri, Kepatuhan Eksportir sudah 93-95 Persen

Kamis, 25 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

Ketentuan Pajak Daerah Terbaru di Kota Depok beserta Tarifnya

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Tak Setor PPN Rp605 Juta, Direktur CV Diserahkan ke Kejaksaan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB PROVINSI BENGKULU

Penuhi Amanat UU HKPD, Pemprov Bengkulu Atur Ulang Tarif Pajak Daerah

Kamis, 25 April 2024 | 09:12 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Naikkan Tax Ratio 2025, Kadin Harap Ekstensifikasi Pajak Digencarkan