Pengunjung berbelanja di salah satu pasar swalayan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (2/1/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.
JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan penjualan eceran pada Desember 2022 mengalami pertumbuhan. Hal tersebut tercermin dari indeks penjualan riil (IPR) Desember 2022 yang tercatat sebesar 216,4, tumbuh 0,04% (year on year/yoy).
Secara umum, menurut hasil survei BI, kenaikan penjualan eceran pada Desember 2022 ikut didorong oleh periode libur Natal dan Tahun Baru, serta adanya Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Sesuai pola tahunan, pada periode tersebut konsumsi masyarakat memang cenderung mengalami kenaikan.
"... didorong oleh perayaan Natal, libur akhir tahun, serta strategi potongan harga [diskon] yang mendukung permintaan domestik," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Selasa (10/1/2023).
BI memerinci, kinerja penjualan eceran yang tumbuh positif pada Desember 2022 didorong oleh pertumbuhan kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang tercatat meningkat dari kontraksi pada bulan sebelumnya.
Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh sebesar 6,3% (month to month/mtm), meningkat dari 0,4% (mtm) pada bulan sebelumnya. Peningkatan terjadi pada mayoritas kelompok, terutama subkelompok sandang, kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang ditopang oleh masih tingginya penjualan TV digital, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Sementara pada November 2022, pertumbuhan penjualan eceran secara tahunan sempat melemah. IPR November 2022 tercatat tumbuh sebesar 1,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,7% (yoy).
Saat itu, kelompok barang budaya dan rekreasi tercatat meningkat, sementara kelompok peralatan informasi dan komunikasi serta perlengkapan rumah tangga lainnya membaik meski masih dalam fase kontraksi. Secara bulanan, kinerja penjualan eceran juga tercatat tumbuh positif sebesar 0,4% (mtm).
Kinerja pada November 2022 ditopang oleh pertumbuhan pada kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya serta suku cadang dan aksesori yang mengalami perbaikan setelah mengalami kontraksi pada bulan sebelumnya.
Catatan lain dari BI, dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada Februari dan Mei 2023 (3 dan 6 bulan yang akan datang) akan menurun.
Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Februari dan Mei 2023 tercatat masing-masing sebesar 134,6 dan 140,2 turun dari 138,0 dan 140,8 (Januari dan April 2023). Responden menginformasikan penurunan harga diprakirakan terjadi karena stok barang yang mencukupi. (sap)