Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.
JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah mencatat belanja modal pada kuartal I/2022 baru senilai Rp18,73 triliun atau terkontraksi sebesar 45,26%.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan kontraksi belanja modal terjadi karena pada 2021 terdapat realisasi pembayaran atas pekerjaan fisik yang selesai pada 2020. Menurutnya, kinerja belanja modal mulai kembali pada situasi normal seperti sebelum pandemi Covid-19.
"Sudah balik ke normal. Jadi, keliatan belanja modal turun. Belanja modal ada di belanja K/L yang mengalami penurunan," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, dikutip pada Selasa (3/5/2022).
Suahasil mengatakan belanja modal pada kuartal I/2021 terjadi percepatan karena adanya carry over pembayaran atas pekerjaan fisik yang selesai pada 2020.
Dalam hal ini, pemerintah melakukan relaksasi pembayaran proyek pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) serta pengadaan peralatan pada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Polri yang selesai pada 2020 ke awal 2021.
Apabila tidak memperhitungkan relaksasi tersebut, realisasi belanja modal 2022 lebih tinggi dibandingkan dengan performa pada 2021. Laporan APBN Kita edisi April 2022 menyebut realisasi belanja modal sampai dengan Maret 2022 mencakup belanja modal peralatan dan mesin yang dimanfaatkan antara lain untuk pengadaan/modernisasi peralatan pada Polri dan Kemenhan.
Kemudian, belanja modal gedung dan bangunan yang dimanfaatkan untuk pembangunan gedung pada Kemenhan, Kemenhub, Kementerian PUPR, dan Kementerian Agama. Terakhir, belanja modal jalan, jaringan, dan irigasi yang dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas pada Kementerian PUPR dan Kemenhub.
Di sisi lain, realisasi belanja modal juga turut mendukung berbagai program PC PEN pada klaster penguatan pemulihan ekonomi antara lain ketahanan pangan, infrastruktur konektivitas, program padat karya, dan pariwisata melalui Kementerian PUPR.
Suahasil menilai hal lain yang juga menyebabkan belanja modal mengalami kontraksi pada awal 2022 yakni karena beberapa belanja yang berkaitan dengan penanganan pandemi Covid-19, seperti pengadaan vaksin, telah menurun. Dengan kondisi tersebut, dia memperkirakan tren belanja modal dapat sepenuhnya kembali ke normal pada tahun ini.
"Kami berharap [belanja modal] di 2022 ini balik ke normal. April sudah mengalami normalisasi lagi," ujarnya. (kaw)