Presiden Joko Widodo.
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kegembiraannya lantaran Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) memperoleh suntikan modal senilai Rp39 triliun dari investor.
Jokowi mengatakan investor yang menanamkan modal tersebut meliputi PT Hutama Karya, PT Waskita Karya, dan PT Waskita Toll Road. Menurutnya, investasi yang masuk ke LPI tersebut makin meningkatkan kepercayaan investor lainnya.
"Saya sangat senang telurnya pecah. Sudah ditandatangani tadi, nilainya kurang lebih Rp39 triliun lebih. Ini akan memberikan efek kepercayaan atau trust dari domestik maupun dari internasional terhadap cara-cara pengelolaan keuangan kita," katanya, Kamis (14/4/2022).
Jokowi menuturkan LPI sebagai sovereign wealth fund sangat diperlukan karena pemerintah tidak dapat membiayai seluruh proyek menggunakan APBN. Menurutnya, LPI menawarkan alternatif pembiayaan sehingga makin banyak proyek dapat segera terbangun.
Dengan investasi yang mulai masuk ke LPI, presiden berharap akan memberikan efek kepercayaan bagi investor domestik maupun asing. Kepercayaan tersebut diperlukan, terutama terhadap tata kelola keuangan di LPI.
"Akan banyak investasi masuk lewat INA, dan INA bisa nanti bekerja sama dengan BUMN maupun swasta yang kita harapkan akan memberikan efek ekonomi terhadap negara kita," ujarnya.
Jokowi menyebut pemerintah juga akan terus mengembangkan skema pembiayaan infrastruktur di Indonesia. Dia juga berharap makin banyak investor yang menanamkan modal pada proyek-proyek besar ke Indonesia melalui LPI.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai pendirian LPI menjadi momentum untuk mengembangkan inovasi pembiayaan yang kredibel. Menurutnya, standar tata kelola LPI telah mengikuti standar internasional sehingga makin meyakinkan bagi investor.
Dia memandang pemerintah perlu memberikan keyakinan kepada investor yang telah mengambil risiko menanamkan modalnya di Indonesia.
"Strategi co-investasi yang dapat tingkatkan modalitas investasi kita, terutama dana masuk ke dalam INA, menjadi pertaruhan kemampuan Indonesia untuk meyakinkan investor dengan tingkat risiko yang acceptable dan memberikan jaminan kepastian investasi," tuturnya. (rig)