Lis Nurjanah perajin manik-manik dan pemilik Toko Ida Utama menawarkan kerajinan manik-manik kepada pembeli di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (16/10/2021). ANTARA FOT0/Yulius Satria Wijaya/hp.
JAKARTA, DDTCNews - Seluruh menteri perdagangan negara anggota G-20 berkumpul di Sorrento, Italia pada pekan lalu. Dalam gelaran bertajuk G20 Trade and Investment Ministers' Meeting (TIMM) tersebut, dukungan terhadap pelaku UMKM menjadi salah satu topik utama yang dibahas.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan, pertemuan G-20 TIMM menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengajak dunia bangkit dari pandemi. Salah satu caranya, memperluas ruang bagi UMKM untuk masuk ke pasar global. UMKM dipandang punya peran penting di masing-masing negara dalam menyokong ekonomi.
Menurut Mendag, peningkatan daya saing UMKM di era digital seperti saat ini butuh dukungan global. Mendag menilai, sistem perdagangan internasional perlu lebih banyak mengakomodir kepentingan UMKM agar menumbuhkan persaingan yang adil.
"Digitalisasi UMKM sangat bergantung pada inovasi dan teknologi yang umumnya tidak dimiliki begara berkembang seperti Indonesia. Tanpa adanya regulasi yang mumpuni di tingkat global, persaingan UMKM hanya menghasilkan pemenang yang justru mematikan usaha dan industri kecil lain," kata Lutfi dalam pertemuan G-20 TIMM, dikutip dari siaran pers Kemendag, Senin (18/10/2021).
Negara-negara G-20 punya pandangan yang sama bahwa UMKM kini tengah menghadapi tantangan dalam melakukan penetrasi ke pasar dunia. UMKM, ujar Lutfi, dituntut mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknolofgi digital.
Selain isu terkait UMKM, G-20 TIMM kali ini juga membahas sejumlah topik laun seperti kebijakan perdagangan dan investasi, dukungan pemerintah untuk sektor industri, dan reformasi WTO. (sap)