Presiden Joko Widodo. (hasil tangkapan dari media sosial)
JAKARTA, DDTCNews—Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengungkapkan kekesalannya karena penyerapan anggaran stimulus penanganan pandemi virus Corona atau Covid-19 masih rendah.
Realisasi penyerapan dana stimulus Covid-19 saat ini baru Rp141 triliun atau 20,2% dari anggaran Rp695 triliun. Namun, ia menyebut 40% dari total anggaran tersebut bahkan belum memiliki Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
"Hati-hati ini, yang belum ada DIPA-nya saja gede sekali 40%. DIPA-nya belum ada. DIPA saja belum ada, bagaimana mau realisasi?" kata presiden dalam pembukaan rapat terbatas, Senin (3/8/2020).
Jokowi menilai banyaknya DIPA yang belum tersusun ini disebabkan kementerian/lembaga masih terjebak dalam pekerjaan rutin harian dan tidak tahu prioritas kerja. Mereka juga belum merasakan ‘aura krisis’ sehingga lambat merespons pandemi virus Corona.
Dia memerintahkan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk segera berkoordinasi dengan kementerian/lembaga untuk mempercepat penyerapan anggaran penanganan pandemi.
"Urusan ini didetailnya satu per satu dari menteri-menteri yang terkait, sehingga manajemen krisis kelihatan, lincah, cepat, trouble shooting, smart short cut, dan hasilnya betul-betul efektif," ujarnya.
Presiden meyakini penyerapan stimulus akan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga mengerek pertumbuhan ekonomi kuartal III/2020. Untuk itu, ia berharap dana stimulus Covid-19 bisa segera dicairkan.
Penyerapan yang paling tinggi terlihat dalam belanja perlindungan sosial yaitu Rp264 triliun. Disusul, dukungan untuk UMKM sebesar Rp173,8 triliun. Jokowi berpesan para menterinya untuk segera memangkas prosedur pencairan dana stimulus. (rig)