EFEK VIRUS CORONA

Ekspor Masker ke China Meroket 5,3 juta%

Redaksi DDTCNews
Rabu, 18 Maret 2020 | 06.30 WIB
Ekspor Masker ke China Meroket 5,3 juta%

JAKARTA, DDTCNews—Badan Pusat Statistik mencatat lonjakan ekspor masker kesehatan sepanjang Januari-Februari 2020, seiring merebaknya virus Corona. Sepanjang 2019, ekspor masker hanya US$14.996, tetapi pada Januari-Februari 2020 langsung meroket 504,53% menjadi US$75,67 juta.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Yunita Rusanti mengatakan komoditas ekspor masker itu merupakan salah satu ekspor yang meningkat pada golongan barang tekstil jadi lainnya. “Salah satunya masker kesehatan ini,” katanya di Jakarta, Selasa (17/3/2020).

Menurut data BPS, kenaikan ekspor masker paling signifikan ditujukan ke tiga negara, yaitu China, Hong Kong, dan Singapura. Untuk ekspor masker ke China, pada akhir 2019 tercatat hanya US$496, tapi kemudian meroket 5,3 juta% menjadi US$26,43 juta per Februari 2020.

Untuk ekspor masker ke Singapura, tercatat naik 827.645% dari US$4.451 per 2019 menjadi US$36,84 juta per Februari 2020. Adapun untuk ekspor ke Hong Kong naik 123.274% dari US$10.049 per 2019 menjadi US$12,39 juta per Februari 2020.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto sebelumnya mengatakan pemerintah akan melarang ekspor  masker untuk sementara waktu. Masa berlaku aturan ini bergantung pada kebutuhan di dalam negeri. “Aturan itu nanti disesuaikan sampai kebutuhan dalam negeri cukup atau ada stok berlebih,” ujarnya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir juga mengatakan akan menyetop ekspor masker kesehatan, termasuk yang dilakukan perusahaan pelat merah. Penyetolan ekspor ini merupakan instruksi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Salah satu perusahaan pelat merah yang mengekspor masker kesehatan ini adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). Perusahaan pelat merah ini pada akhir Januari 2020 mengekspor 3 juta lembar masker ke China.

Secara keseluruhan, ekspor pada Februari mencapai US$13,94 miliar atau naik 11% secara tahunan. Adapun impor tercatat US$11,60 miliar atau turun 5,11% secara tahunan. Dengan demikian, pada Februari terjadi surplus perdagangan senilai US$2,34 miliar. (Bsi)

Ekspor nonmigas Februari 2020 mencapai US$13,12 miliar, naik 14,64% secara tahunan. Untuk impor nonmigas pada Februari 2020 mencapai US$9,85 miliar atau turun 7,4% secara tahunan, sedangkan impor migas mencapai US$1,75 miliar atau turun 10,33% secara tahunan.

Nilai impor golongan bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari–Februari 2020 turun dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya masing-masing 4,80% dan 10,64%. Sebaliknya, nilai impor golongan barang konsumsi meningkat 5,28%. (Bsi)

Editor :
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.