Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menemui Presiden Prabowo Subianto, Selasa (22/7/2025) malam, antara lain untuk melaporkan kinerja APBN 2025.
Kepada Prabowo, Sri Mulyani memaparkan pelaksanaan dari berbagai program pemerintah. Selain itu, disampaikan pula proyeksi pelebaran defisit APBN 2025 menjadi 2,78% terhadap PDB.
"Sesuai dengan pembahasan dengan DPR, kami menyampaikan bahwa tahun ini, 2025, outlook dari APBN akan mencapai defisit 2,78% dari PDB. Itu karena dari sisi penerimaan maupun dari sisi belanja negara," katanya, dikutip pada Rabu (23/7/2025).
Defisit APBN 2025 diproyeksikan akan mencapai Rp662 triliun atau 2,78% terhadap PDB. Outlook defisit tersebut lebih lebar dari yang tertulis dalam UU APBN 2025 senilai Rp616,2 triliun atau 2,53% PDB.
Pelebaran defisit terjadi antara lain karena pendapatan negara 2025 diperkirakan tidak akan mencapai target. Pendapatan negara hingga tutup buku diproyeksi hanya senilai Rp2.865,5 triliun atau 95,4% dari target Rp3.005,1 triliun.
Angka ini utamanya berasal dari penerimaan perpajakan yang senilai Rp2.387,3 triliun atau 95,8% dari target Rp2.189,3 triliun. Outlook penerimaan perpajakan tersebut terdiri atas penerimaan pajak senilai Rp2.076,9 triliun atau 94,9% dari target serta penerimaan kepabeanan dan cukai senilai Rp310,4 triliun atau 102,9% dari target.
Selain itu, ada penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang diperkirakan senilai Rp477,2 triliun atau 92,9% dari target, serta hibah Rp1 triliun.
Di sisi lain, outlook pelebaran defisit APBN 2025 tidak terlepas dari peningkatan kebutuhan belanja negara, terutama pada pos belanja kementerian/lembaga (K/L). Belanja K/L diperkirakan mencapai 109,9% dari pagu seiring dengan meningkatnya kebutuhan belanja prioritas pemerintah seperti makan bergizi gratis, ketahanan pangan, serta peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan.
Outlook belanja negara hingga akhir tahun mencapai Rp3.527,5 triliun atau 97,4% dari rencana awal Rp3.621,3 triliun. Angka ini utamanya berupa belanja pemerintah pusat yang senilai Rp2.663,4 triliun, yang terdiri atas belanja K/L senilai Rp1.275,6 triliun dan belanja non-K/L Rp1.387,8 triliun.
Adapun untuk transfer ke daerah, outlook-nya senilai Rp864,1 triliun.
Sejalan dengan outlook pendapatan dan belanja negara 2025, pembiayaan anggaran pada tahun ini akan mencapai Rp662 triliun.
Seiring dengan pelebaran defisit APBN 2025 ini, DPR juga telah merestui penggunaan saldo anggaran lebih (SAL) senilai Rp85,6 triliun untuk penurunan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan pembiayaan defisit. (dik)