Ilustrasi. Pekerja menata kedelai ke dalam mesin penghalus saat proses pembuatan tahu di tempat produksi tahu dan tempe di Ternate, Maluku Utara, Sabtu (12/7/2025). ANTARA FOTO/Andri Saputra/tom.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp131,84 triliun hingga akhir semester I/2025.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut KUR telah disalurkan kepada 2,28 juta debitur. Dia mengungkapkan bahwa 60% dari nilai KUR tersebut sudah tersalurkan ke sektor produktif yang ditargetkan pemerintah.
"Capaian KUR semester I/2025 cukup positif, yang lebih penting 60% penyaluran KUR berhasil masuk ke sektor produksi sesuai target kita," katanya, dikutip pada Minggu (13/7/2025).
Namun, Airlangga tidak menjelaskan sektor produktif yang dimaksud. Dia hanya menyampaikan pemerintah sedang menyiapkan terobosan terkait dengan program KUR. Kebijakan tersebut nantinya akan mendukung sektor pertanian dan perumahan.
Untuk sektor pertanian, pemerintah menyiapkan kemudahan penyaluran KUR. Skema itu dirancang secara khusus untuk mendorong pengembangan komoditas tebu, sekaligus mengejar swasembada gula konsumsi yang ditargetkan tercapai pada 2028.
"Sekitar 86% tanaman tebu milik rakyat sudah menua dan perlu segera diremajakan. Tanpa intervensi cepat, mimpi swasembada gula sulit dicapai. Kemudahan KUR untuk sektor pertanian hadir sebagai solusi konkret," tutur Airlangga.
Berikutnya, di sektor perumahan, pemerintah menyiapkan kredit program baru guna mendukung pencapaian Program Tiga Juta Rumah.
Terdapat 2 skema yang digodok. Pertama, developer, kontraktor, hingga pedagang material bangunan skala UMKM bisa mengakses kredit hingga Rp5 miliar. Bunga yang diberikan juga cenderung murah melalui pemberian subsidi bunga/subsidi marjin oleh pemerintah sebesar 5% (fixed p.a).
Kedua, UMKM yang ingin membeli, membangun, atau merenovasi rumah untuk dipakai usaha juga mendapat akses pembiayaan murah. Terdapat plafon pinjaman hingga Rp500 juta dengan bunga berjenjang 6% - 9% per tahun, dan tenor hingga 5 tahun.
"Sektor perumahan memiliki multiplier effect ekonomi yang dahsyat. Belum lagi potensi menyerap 13,8 juta tenaga kerja per tahun," ujar Airlangga. (rig)