Pekerja mengawasi proses bongkar muat peti kemas di PT Terminal Peti Kemas (TPS), Surabaya, Jawa Timur, Selasa (8/10/2024). Badan Pusat Statistik setempat mencatat nilai ekspor Jawa Timur pada Agustus 2024 mencapai USD 2,33 miliar atau turun 3,36 persen dibanding ekspor Juli 2024 sebesar USD 2,41 miliar. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/Spt.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah berharap kepercayaan publik terus berupaya meningkat seiring dengan integrasi layanan ekspor dan impor melalui sistem Indonesia National Single Window (INSW).
Kepala Lembaga National Single Window (LNSW) Oza Olavia mengatakan pemerintah telah membangun sistem INSW untuk mengintegrasikan semua sistem yang terkait dengan ekspor dan impor. Melalui sistem tersebut, semua pihak dapat turut memantau prosesnya secara real time.
"Kami berharap ada trust di mana kita bisa terus transparan dalam proses administrasinya sehingga semua pihak-pihak ini bisa mantau," katanya, dikutip pada Senin (28/10/2024).
Oza mengatakan sistem INSW membuat proses ekspor dan impor barang menjadi lebih mudah dan cepat karena data disampaikan secara tunggal sehingga tidak terjadi repetisi dan duplikasi. Saat ini, sistem INSW telah mengintegrasikan sistem pada 18 kementerian/lembaga yang memiliki pelayanan di bidang ekspor-impor.
Sebagai sebuah jendela, apapun yang dilihat oleh kementerian/lembaga dan pengguna jasa semestinya adalah data dan informasi yang sama.
Dia menjelaskan pelayanan dalam kegiatan ekspor-impor melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah melalui LNSW pun berupaya mengefisiensi proses bisnis yang ada antara lain perizinan, kepabeanan, dan kekarantinaan.
Menurutnya, pemanfaatan sistem elektronik telah membuat pelayanan dan pengawasan terhadap kegiatan ekspor dan impor lebih optimal. Oleh karena itu, pemerintah juga terus memastikan sistem INSW selalu mengikuti perkembangan teknologi.
"Sebagai bagian dari suatu sistem, kami berharap rantai pasok ini dapat terhubung dan terkoordinasi dalam sebentuk yang platform yang lebih baik," ujarnya. (sap)