KEBIJAKAN MONETER

BI Turunkan Suku Bunga Acuan Menjadi 6 Persen

Dian Kurniati
Rabu, 18 September 2024 | 15.31 WIB
BI Turunkan Suku Bunga Acuan Menjadi 6 Persen

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengikuti rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024). Raker tersebut beragendakan penyampaian Roadmap Central Counterparty di Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/Spt.

JAKARTA, DDTCNews - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 17-18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis points menjadi ke level 6%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan suku bunga Deposit Facility juga turun menjadi sebesar 5,25% dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%. Menurutnya, keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi pada 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah 2,5% plus minus 1%, serta penguatan dan stabilitas nilai tukar rupiah.

"Dan perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional," katanya, Rabu (18/9/2024).

Perry mengatakan BI ke depan akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga sesuai dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah, nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat, serta pertumbuhan ekonomi yang perlu didorong agar lebih tinggi. Selain itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran juga terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan makroprudensial longgar juga terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk UMKM dan ekonomi hijau, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Dia menjelaskan ketidakpastian kebijakan moneter negara maju makin mereda sejalan dengan terus melambatnya tekanan inflasi global. Di Amerika Serikat (AS), inflasi diperkirakan akan semakin mendekati sasaran inflasi jangka menengah sebesar 2% di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya angka pengangguran sehingga mendorong prospek penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih cepat dan lebih besar dari perkiraan semula.

Di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik, tetapi perlu didorong agar lebih tinggi. Investasi dinilai terus tumbuh, khususnya investasi bangunan sejalan dengan tahapan finalisasi operasional Ibu Kota Nusantara (IKN) dan penyelesaian berbagai proyek strategis nasional (PSN).

Kemudian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga tetap terjaga, khususnya untuk kelas menengah ke atas. Sementara mengenai belanja pemerintah yang diprakirakan meningkat pada akhir tahun, diharapkan dapat menopang permintaan domestik.

"Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2024 berada dalam kisaran 4,7% hingga 5,5%," ujarnya.

Perry menambahkan berbagai upaya perlu terus ditempuh untuk mendorong pertumbuhan, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran. BI pun terus memperkuat bauran kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih tinggi melalui sinergi erat dengan kebijakan stimulus fiskal pemerintah.

Adapun dari sisi penawaran, kebijakan reformasi struktural perlu terus diperkuat untuk meningkatkan produktivitas dan memperkuat struktur pertumbuhan ekonomi, termasuk sektor ekonomi yang dapat menyerap tenaga kerja dan memiliki nilai tambah yang tinggi. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.