Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan menyatakan penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) 2024 akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan konsumsi masyarakat bakal meningkat selama penyelenggaraan pemilu. Oleh karena itu, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% hingga 5,7% dalam KEM-PPKF 2024.
"Dari sisi konsumsi memang untuk tahun 2024 ini kita melihat peluang aktivitas dari pemilu relatif cukup menyumbang signifikan bagi perilaku konsumsi di tahun-tahun pemilu, biasanya," katanya dalam Kompas Bisnis, Senin (22/5/2023).
Febrio mengatakan penyelenggaraan pemilu serentak pada periode sebelumnya telah memberikan dampak cukup besar pada aktivitas konsumsi masyarakat. Misalnya pada pemilu 2019, calon legislatif yang berpartisipasi dalam pemilu mencapai 300.000 orang.
Dia meyakini aktivitas ekonomi pada pemilu 2024 juga akan ikut meningkat. Selain dari masyarakat, konsumsi yang besar juga akan dilakukan oleh pemerintah.
Pada tahun ini saja, pemerintah telah menganggarkan belanja untuk penyelenggaraan pemilu senilai Rp21,8 triliun.
Sementara dari sisi lapangan usaha, Febrio menjelaskan pemerintah pada 2024 akan mendorong peran yang lebih besar dari sektor industri manufaktur. Walaupun konsisten berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi, sektor industri manufaktur masih memiliki peluang untuk ditingkatkan melalui hilirisasi.
"Yang ingin kami dorong lebih kuat, terutama untuk 2024, adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi kita datangnya dari value added yang lebih tinggi, khususnya manufaktur dan peluang-peluang itu cukup besar. Kita harus cukup jeli dalam memanfaatkan peluang global ke depan," ujarnya.
Pada KEM PPKF 2024, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,3% hingga 5,7%, serta inflasi 1,5% hingga 3,5%. Mengenai APBN, defisit anggaran diperkirakan hanya akan sebesar 2,16% hingga 2,64% terhadap PDB. (sap)