JAKARTA, DDTCNews – Pengelolaan dan pembiayaan risiko bencana akan menjadi salah satu bahasan penting dalam pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali. Pembahasan menjadi respons beberapa peristiwa bencana alam yang terjadi di Tanah Air baru-baru ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah Disaster Risk Management dan Financing. Pembahasan ini, menurutnya, akan menjadi salah satu agenda penting dalam Voyage to Indonesia.
Menurutnya, negara-negara yang rawan terkena bencana dapat saling bertukar ide dan gagasan dalam pengelolaan serta pembiyaan bencana. Dalam acara tersebut, akan hadir para ahli baik dari industri asuransi, para menteri keuangan, serta lembaga multilateral.
“Kita akan saling gunakan ajang ini untuk tukar pikiran, saling belajar. Ada expert yang akan didatangkan. Diharapkan dapat menciptakan sebuah sistem triasuransi,” paparnya, seperti dikutip dari laman resmi Kemenkeu, Senin (8/10/2018).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini berharap akan ada hasil pemetaan, struktur, serta sistem pembiayaan yang dapat dipelajari melalui pembahasan tersebut. Dengan demikian, ada beberapa aspek yang bisa dikembangkan di Indonesia dalam pengelolaan risiko bencana alam.
“Karena ini masalah mengelola resiko dan bagaimana resiko itu dipetakan, distrukturkan, kemudian itu dibiayai, di-cover, itu semuanya adalah salah satu yang ingin saya belajar dan kembangkan di Indonesia,” jelas Sri Mulyani.
Dalam pertemuan tahunan itu, manajemen dan staf Dana Moneter Internasional (IMF) akan menyumbang senilai Rp2 miliar untuk para korban gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu, Sulawesi Tengah dan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bantuan yang akan diserahkan langsung oleh Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, didistribusikan melalui Palang Merah Indonesia (PMI) dan sejumlah organisasi nonpemerintah, termasuk World Central Kitchen, World Vision, serta lembaga-lembaga lain.
Menko Maritim Luhut B. Panjaitan juga akan memberikan donasi di bawah skema Upaya Penanggulangan Bencana Lombok melalui cabang PWNU Jawa Timur senilai Rp500 juta. Selain itu, ada bantuan 241.000 seragam sekolah dasar untuk SDN Guntur Macan 1 dan 2 juga akan diberikan.
Gubernur Bank Sentral Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga memberikan donasi dalam skema Program Sosial BI senilai Rp500 juta untuk rehabilitasi lima masjid dan dua gedung sekolah di Lombok Barat, Lombok Utara, dan Nusa Tenggara Barat. (kaw)