Ilustrasi.
TEL AVIV, DDTCNews – Pemerintah Israel menyebutkan negosiasi perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B) antara Israel dan Uni Emirat Arab telah berjalan lancar dan diperkirakan akan selesai dalam beberapa pekan mendatang.
Direktur Penerimaan, Riset, dan Hubungan Internasional Kementerian Keuangan Israel Shira Greenberg-Gelbwaser mengatakan P3B antara kedua negara tersebut akan meningkatkan daya saing dan aktivitas ekonomi Israel dan Uni Emirat Arab.
"Dalam dua atau tiga bulan lagi, sektor privat dapat melihat detail dari P3B yang telah disepakati," katanya seperti dilansir thenationalnews.com, dikutip Senin (12/4/2021).
Dengan P3B serta perjanjian perdagangan antara kedua negara yang saat ini sedang dinegosiasikan, lanjut Gelbwaser, perdagangan bilateral antara kedua negara diharapkan dapat mencapai US$2 miliar atau Rp29,2 triliun dalam setahun.
Dalam satu dekade mendatang, sambungnya, perdagangan antara kedua negara tersebut diharapkan dapat meningkat hingga lebih dari 3 kali lipat mencapai US$6,5 miliar atau setara dengan Rp9.508 triliun.
Gelbwaser menegaskan kedua pemerintah akan berperan sebagai fasilitator yang memungkinkan swasta untuk berinvestasi. Dengan demikian, iklim investasi kedua negara diharapkan makin menarik bagi investor internasional.
Uni Emirat Arab dan Israel resmi membuka hubungan diplomatik sejak Agustus 2020 seiring dengan disepakatinya Abraham Accords. Adapun negara Arab lain yang sudah menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel pada 2020 antara lain Bahrain, Sudan, dan Maroko.
Dari keempat negara yang mulai membuka hubungan diplomatik dengan Israel, tercatat hanya Uni Emirat Arab saja yang mulai menegosiasikan P3B dengan Israel. (rig)