TEL AVIV, DDTCNews – Pemerintah Israel resmi menaikkan threshold impor barang pribadi yang bebas PPN dari US$75 menjadi US$150 mulai 24 Desember 2025.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengatakan kenaikan threshold impor barang pribadi bebas PPN ini bertujuan mengendalikan biaya hidup yang sangat tinggi. Menurutnya, kebijakan ini juga diharapkan mampu menghilangkan praktik monopoli perdagangan yang selama ini merugikan masyarakat.
"Saya tidak ingin ada praktik monopoli yang menyebabkan pelanggan menanggung harga sangat tinggi. Ada yang menjadi kaya dengan cara mengorbankan Anda," katanya, dikutip pada Kamis (25/12/2025).
Smotrich telah menandatangani peraturan yang mengatur kenaikan threshold impor barang pribadi bebas PPN. Setelah berlaku, masyarakat Israel bisa mengimpor barang-barang kebutuhannya dengan harga lebih murah sehingga mendorong persaingan dan menurunkan harga.
Dia menyebut kenaikan threshold impor barang pribadi bebas PPN menjadi bagian dari serangkaian langkah luas dan signifikan untuk menurunkan biaya hidup masyarakat. Selain itu, kebijakan tersebut juga bakal mereformasi sektor industri di Israel yang selama ini masih didominasi oleh sebagian kecil pengusaha.
"Kebijakan ini mengharuskan perusahaan monopoli untuk terlibat dalam persaingan yang sehat sehingga produknya bisa lebih murah, lebih berorientasi pada layanan, dan lebih kompetitif," ujarnya.
Meski demikian, kenaikan threshold impor barang pribadi bebas PPN ini disambut penolakan oleh Federasi Kamar Dagang Israel dan Asosiasi Produsen Israel. Kalangan pengusaha bahkan berencana mengajukan gugatan atas kebijakan Smotrich ke pengadilan.
Demonstrasi juga sempat terjadi di gedung Kementerian Keuangan sehingga memblokir pintu masuk. Dalam demonstrasi tersebut, pengunjuk rasa menyampaikan kecaman terhadap kebijakan Smotrich yang dianggap sebagai hukuman mati bagi usaha kecil.
Dilansir timesofisrael.com, OECD dalam laporannya awal tahun ini menempatkan Israel di peringkat keempat dalam daftar negara maju dengan harga tertinggi. Sementara pada tahun lalu, OECD melaporkan harga makanan dan minuman di Israel 52% lebih tinggi dari rata-rata negara maju, atau hanya kalah dari Korea Selatan. (dik)
