Salah satu sudut Kota Dubai
DUBAI, DDTCNews—Pemkot Dubai meluncurkan Crypto Valley di zona bebas PPh Orang Pribadi dan Badan guna mengembangkan pelbagai layanan seperti inkubasi usaha rintisan, pelatihan blockchain, pendidikan, pendanaan dan lainnya.
Crypto Valley versi Dubai nantinya akan dijadikan sebagai tempat atau ekosistem terbesar di dunia dalam pengembangan cryptographic, blockchain hingga distributed ledger technologies (DLT).
Peluncuran Cyrpto Valley diumumkan oleh lembaga pemerintah Dubai bernama Dubai Multi Commodities Centre (DMCC) saat gelaran Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) di Davos, Swiss pekan lalu.
Kepala Eksekutif DMCC Ahmed Bin Sulayem mengatakan peluncuran Crypto Valley akan meningkatkan lingkungan bisnis kota Dubai yang dinamis, sekaligus mendukung strategi pemerintah Uni Emirat Arab menarik lebih banyak inovator dan pengusaha.
“[Langkah] ini juga dalam membentuk ekonomi di masa depan,” jelas Sulayem.
DMCC dibentuk dalam rangka meningkatkan arus perdagangan komoditas di seluruh Uni Emirat Arab. Lembaga yang dibentuk sejak 2002 ini menawarkan zona bebas pajak, baik PPh Orang Pribadi maupun Badan.
Tak hanya itu, setiap anggota DMCC juga diklaim dapat mengirimkan seluruh keuntungan yang dihasilkan ke negara asal mereka tanpa batasan. Saat ini, DMCC yang berlokasi di jantung kota Dubai ini dihuni lebih dari 17.000 perusahaan.
Perusahaan-perusahaan tersebut mewakili lebih dari 170 negara dan 20 sektor bisnis. Jumlah pekerja yang ada disana pun mencapai lebih daeri 100.000 orang. Setiap bulan, rata-rata 170 perusahaan bergabung dengan DMCC.
Korporasi yang menjadi anggota DMCC pun beragam, mulai dari perusahaan pemula atau start up, hingga perusahaan multinasional. Adapun, pendirian Crypto Valley dibantu oleh perusahaan Swiss, yakni Crypto Valley Venture Capital (CV VC).
“Kami berharap dapat membawa mitra kuat kami dari Swiss Crypto Valley ke Dubai, seperti Coreledger, Inacta, Lykke, dan Tezo, yang sudah aktif di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara," kata pendiri CV VC Ralf Glabischnig dilansir dari Asian Times. (rig)