Ilustrasi.
MEXICO CITY, DDTCNews - Meksiko memperluas cakupan insentif pajak guna menarik investasi dari perusahaan-perusahaan multinasional asal Amerika Serikat (AS) yang memutuskan untuk melakukan nearshoring.
Menurut Menteri Perekonomian Meksiko Raquel Buenrostro, cakupan dari insentif ini akan diperluas dalam rangka memperkuat kapasitas produksi nasional.
"Ke depan, kami juga akan memberikan insentif untuk investasi baru dan tidak akan membatasi hanya pada sektor yang berorientasi ekspor," ujar Buenrostro, dikutip Selasa (21/11/2023).
Bila AS memandang keputusan ini bersifat diskriminatif, Buenrostro mengatakan Meksiko terbuka untuk merevisi insentif tersebut guna menghindari konflik yang tidak diperlukan.
"Modifikasi insentif bertujuan untuk memperluas cakupan sektor tercakup dalam rangka mendorong investasi. Tidak hanya untuk industri berorientasi ekspor, tetapi juga untuk memperkuat produksi nasional," ujar Buenrostro seperti dilansir nasdaq.com.
Nearshoring sendiri adalah tren pemindahan kegiatan produksi dari yurisdiksi tertentu ke yurisdiksi yang dekat dengan Amerika Serikat (AS), termasuk Meksiko. Strategi nearshoring diambil oleh perusahaan AS dalam rangka mendekatkan kegiatan produksi dengan yurisdiksi pasar, yakni AS.
Guna menarik nearshoring, Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador pada Oktober 2023 telah mengumumkan pemberian fasilitas depresiasi dipercepat untuk 10 sektor manufaktur yang berorientasi ekspor.
Insentif dapat dimanfaatkan oleh perusahaan bila setidaknya 50% dari pendapatan perusahaan pada tahun pajak 2023 dan 2024 berasal dari kegiatan ekspor.
Pemerintah Meksiko berpandangan momentum nearshoring perlu dimaksimalkan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Berkat nearshoring, pemerintah Meksiko memperkirakan pertumbuhan ekonomi Meksiko bisa naik 1,2 poin persentase. Adapun pertumbuhan ekonomi Meksiko pada tahun ini diperkirakan akan mencapai 3,5%. (sap)