Ilustrasi British Virgin Islands.
JAKARTA, DDTCNews – Polisi dan penyelidik pajak telah menggerebek 11 bank, 8 rumah, dan 1 kantor pribadi di Jerman. Penggerebekan merupakan bagian dari investigasi yang luas terhadap penggelapan pajak.
Penggerebekan berhubungan dengan tuduhan pencucian uang yang terkait dengan skandal Panama Papers dan diduga melibatkan Deutsche Bank. Delapan orang diselidiki karena dugaan pendirian perusahaan-perusahaan di negara bebas pajak dengan bantuan bekas Deutsche Bank cabang Virgin Islands.
“Mereka masing-masing diyakini telah mendirikan perusahaan di tax havens, di British Virgin Islands untuk menyembunyikan keuntungan modal dari otoritas pajak Jerman dan menghindari pajak yang seharusnya dikenakan,” jelas jaksa penuntut negara Frankfurt dalam keterangan resmi, seperti dikutip pada Kamis (16/5/2019).
Serangan besar terakhir terkait dengan sebuah kasus – yang telah mengguncang investor dan regulator di Jerman – terjadi pada tanggal 29 dan 30 November 2018. Dalam kejadian itu, ada lebih dari 170 petugas yang menggeledah markas Deutsche Bank dan kantor lainnya.
Pemberitaan yang negatif seputar penggerebekan diyakini memberi dampak pada kerugian kuartal IV/2018. Pihak Deutsche Bank juga terus menyangkal melakukan kesalahan. Cabang kecil bank di British Virgin Islands adalah bagian dari bisnis Global Trust Solutions, yang kemudian dijual oleh Deutsche Bank kepada NT Butterfield & Son, pemberi pinjaman yang berbasis di Bermuda.
Deutsche Bank mengeluarkan pertanyaan bahwa investigasi ditujukan pada individu swasta dan bukan bank itu sendiri. Menurut mereka, kantor-kantornya belum digeledah. Deutsche Bank juga menawarkan bantuannya kepada penyelidik dan secara sukarela menyerahkan dokumen yang diminta.
“Investigasi tidak diarahkan pada Deutsche Bank. Jaksa penuntut negara sedang menyelidiki orang-orang pribadi. Deutsche Bank bekerja sama dengan jaksa penuntut dan secara sukarela menyerahkan semua dokumen yang diminta,” jelasnya, seperti dilansir The Guardian.
Pada 2016, Panama Papers mengungkap aliran uang dari sejumlah politisi, pebisnis, dan selebritas ke pusat pajak Amerika tengah di Panama, tempat ribuan perusahaan off shore terdaftar. Skandal itu membuat sejumlah besar individu dan bisnis di bawah tekanan untuk menjelaskan diri mereka sendiri. (kaw)