Ilustrasi.
SEMARANG, DDTCNews – Pemkot Semarang, Jawa Tengah menargetkan pendapatan asli daerah (PAD) senilai Rp2,38 triliun pada 2024 atau naik 12,3% dari realisasi tahun sebelumnya.
Wali Kota Semarang Hevearita Rahayu mengatakan berbagai upaya dibutuhkan untuk mencapai target PAD tersebut. Berdasarkan evaluasi kinerja PAD 2023, ia meminta jajarannya berinovasi mengerek pajak daerah dan retribusi daerah.
"Saya harap pendapatan pada tahun 2024 ini ada inovasi-inovasi, khususnya yang ada di retribusi," katanya, dikutip pada Selasa (9/1/2024).
Hevearita menuturkan realisasi PAD pada 2023 baru sekitar Rp2,12 triliun. Angka tersebut setara dengan 97% dari target Rp2,19 triliun.
Menurutnya, pajak daerah sebagai penopang PAD telah mampu mencapai target. Meski demikian, kinerja penerimaan dari sisi retribusi daerah masih perlu dioptimalkan.
Saat ini, pemkot sudah memiliki Perda 10/2023 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) yang disusun berdasarkan UU Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (HKPD). UU HKPD telah menyederhanakan jenis pajak daerah dari sebelumnya sebanyak 16 jenis menjadi 14 jenis.
Sebanyak 5 jenis pajak berbasis konsumsi yakni pajak restoran, hotel, hiburan, parkir, dan penerangan jalan dilebur menjadi 1 jenis pajak baru yakni pajak barang dan jasa tertentu (PBJT).
Di sisi lain, UU HKPD juga memangkas jenis retribusi daerah, dari 32 jenis menjadi tinggal 18 jenis. Di Kota Semarang, retribusi daerah yang dihilangkan antara lain retribusi makam dan retribusi uji KIR.
Dia meyakini kinerja PAD 2024 akan lebih baik apabila dibarengi dengan upaya optimalisasi oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda).
Sementara itu, Kepala Bapenda Indriyasari menilai penerapan Perda PDRD berpotensi meningkatkan penerimaan pajak daerah pada tahun ini. Sebab, ruang pemda menggali sumber penerimaan pajak daerah juga lebih besar.
"Ada yang di dalam nanti kita perdalam lagi. Ada juga wajib pajak baru yang akan kita gali," tuturnya. (rig)