Gedung Kementerian Keuangan.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan mewaspadai kinerja penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang diproyeksikan melandai dalam beberapa bulan mendatang.
Dirjen Anggaran Isa Rachmatarwata mengatakan kinerja penerimaan dari PNBP sangat dipengaruhi oleh harga komoditas. Sejalan dengan harga komoditas yang termoderasi, realisasi setoran PNBP diprediksi pada bulan-bulan ke depan tidak akan sekuat Januari-Februari 2023.
"Kami waspadai akan ada kelandaian, bahkan mungkin nanti ada penurunan," katanya, dikutip pada Minggu (26/3/2023).
Isa menuturkan realisasi penerimaan dari PNBP sampai dengan Februari 2023 mencapai Rp86,4 triliun atau tumbuh 86,6%. Realisasi tersebut juga setara dengan 19,6% dari target pada APBN senilai Rp441,4 triliun.
Kinerja PNBP yang positif berasal dari meningkatnya pendapatan sumber daya alam, pendapatan kekayaan negara dipisahkan, PNBP lainnya, serta pendapatan BLU.
Dia menjelaskan pertumbuhan PNBP yang tinggi pada Januari-Februari 2023 juga turut disebabkan rendahnya basis penerimaan pada periode yang sama 2022. Pada saat itu, harga berbagai komoditas global belum mengalami lonjakan.
Memasuki pertengahan tahun, harga komoditas mulai melesat sehingga kinerja PNBP mulai terkerek. Di sisi lain, saat ini mulai terasa penurunan harga sejumlah komoditas menuju titik normal.
Menurut Isa, pemerintah akan terus berupaya menjaga kinerja PNBP tetap positif hingga akhir tahun. Beberapa langkah yang dilakukan di antaranya memelihara sumber penerimaan sekaligus rajin menggali potensi.
"Kalau kami kelola dengan baik, makin rapi, insyaallah kita akan bisa mewujudkan tren naik lagi. Walaupun tidak bisa dipungkiri fluktuasi akan terjadi," ujarnya. (rig)