Ilustrasi. (DDTCNews)
NEW DELHI, DDTCNews – Guna mendongkrak realisasi investasi di dalam negeri, Perdana Menteri India Narendra Modi menjanjikan tarif pajak rendah dan insentif kepada sovereign wealth fund (SWF) dan investor global.Â
Dalam Virtual Global Investor Roundtable (VGIR) 2020 yang digelar baru-baru ini, Narendra Modi menawarkan insentif pajak kepada investor global yang mau menanamkan modal di India pada sektor manufaktur dan infrastruktur.
"Apabila investor menginginkan imbal hasil investasi yang reliable dan berkelanjutan, maka India adalah tempatnya," ujar Modi di hadapan para calon investor pada VGIR 2020, dikutip Jumat (6/11/2020).
Dalam VGIR 2020 tersebut, Modi mengklaim India memiliki resiliensi dalam menghadapi pandemi virus Corona atau Covid-19, baik dalam penanganan laju penularan virus maupun dalam menjaga stabilitas perekonomian.
India menargetkan nilai penanaman modal dari investor global bisa mencapai US$1,5 triliun guna mendukung pembangunan pelabuhan, jalan, dan infrastruktur lainnya yang direncanakan pada National Infrastructure Pipeline.
Menurut Pemerintah India, investasi besar-besaran sangat diperlukan guna mengerek pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun mendatang setelah mengalami kontraksi sebesar dua digit pada tahun fiskal 2020-2021.
Bagi pemilik modal yang mau menginvestasikan dananya pada pembangunan infrastruktur, India menjanjikan berbagai bentuk fasilitas pajak seperti pembebasan pajak penghasilan atas capital gains, bunga, hingga pembebasan pajak atas dividen.
Langkah Modi dalam menarik investasi ini juga merupakan tindak lanjut atas realisasi penanaman modal asing (PMA) yang sempat stagnan pada level US$60 miliar dalam 3 tahun terakhir sejak tahun fiskal 2016-2017 hingga 2018-2019.
Khusus untuk tahun fiskal 2019-2020, Pemerintah India mencatat realisasi PMA sudah meningkat menjadi US$73,4 triliun. Modi berupaya untuk menggenjot realisasi PMA dan menghindari stagnasi yang berulang seperti pada tiga tahun fiskal sebelumnya.
VGIR 2020 dihadiri oleh pengelola dana pensiun dan SWF besar seperti Temasek Holdings, Qatar Investment Authority, International Development Finance Corporation, Pension Danmark, Japan Post Bank, hingga Korea Investment Corporation.
Seperti dilansir telegraphindia.com, pengelola dana pensiun dan SWF tersebut secara keseluruhan memiliki dana kelolaan sampai dengan US$6 triliun. (rig)