Sejumlah truk yang membawa peti kemas melintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (5/8/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada triwulan II 2022 meningkat sebesar 19,74 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym.
JAKARTA, DDTCNews - Kinerja ekspor nasional tercatat tumbuh hingga 19,74% pada kuartal II/2022. Angka ini ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,44% (year on year/yoy) pada kuartal yang sama.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai kinerja ekspor yang positif menjadi akselerator ekonomi nasional sepanjang paruh pertama 2022.
"Ini merupakan momentum yang perlu dijaga di tengah kondisi pelemahan ekonomi global dan tekanan inflasi di berbagai negara," kata mendag dikutip dari siaran pers, Senin (8/8/2022).
Pertumbuhan ekonomi kuartal II/2022 memang melampaui capaian kuartal sebelumnya, yakni 5,01% yoy. Angka ini bahkan lebih tinggi ketimbang kinerja ekonomi mitra dagang lainnya, seperti Singapura dengan pertumbuhan ekonomi 4,8%, Korea Selatan 2,9%, Amerika Serikat 1,6%, dan China 0,4% pada kuartal II/2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi dengan kontribusi mencapai 24,68% dari produk domestik bruto (PDB).
"Penguatan ekspor yang tinggi salah satunya didorong kenaikan harga komoditas dunia akibat konflik Rusia-Ukraina," kata Zulkifli.
Sementara itu, ekspor migas Indonesia sepanjang kuartal II/2022 tercatat mencapai US$4,46 miliar atau naik 35,17% dibandingkan kuartal I/2022. Sedangkan ekspor nonmigas Indonesia mencapai US$70,46 miliar, tumbuh 12,12% dibanding kuartal sebelumnya.
Produk-produk ekspor yang berkontribusi besar terhadap lonjakan kinerja perdagangan Indonesia adalah bahan bakar mineral (HS 27) seperti batu bara, besi dan baja (HS 72) yang merupakan produk turunan nikel, bijih logam (HS 26), mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85), serta berbagai produk kimia (HS 38).
Sebagai informasi, ekspor batu bara (HS 27) naik tajam dari US$8,87 miliar pada kuartal I/2022 menjadi US$15,24 miliar pada kuartal II/2022. Artinya, ada lonjakan hingga 71,83% secara kuartalan. (sap)