Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga April 2023 senilai Rp217,8 triliun atau 49,3% dari target senilai Rp441,4 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan PNBP tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 22,8%. Walaupun terkesan tinggi, pertumbuhan ini mulai menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 43,7%.
"Tentu karena harga minyak yang mengalami penurunan," katanya, dikutip pada Sabtu (23/5/2023).
Sri Mulyani mengatakan realisasi PNBP hingga April 2023 berkaitan erat dengan harga berbagai komoditas global yang mulai termoderasi. Kondisi itu utamanya tercermin dari pendapatan PNBP sumber daya alam (SDA) migas yang terkontraksi 17,3%.
Realisasi PNBP SDA migas senilai Rp40,9 triliun atau setara 31,2% dari target. Selain karena harga minyak, penurunan PNBP SDA migas juga disebabkan penurunan lifting migas.
Kemudian, PNBP SDA nonmigas tercatat senilai Rp57,6 triliun atau masih tumbuh 130,7%.
"Ini masih menunjukkan adanya kenaikan. Growth-nya masih 130% karena adanya PP 26/2022. Dari harga batu bara juga cukup tinggi," ujarnya.
Pada PNBP dari kekayaan negara dipisahkan, Sri Mulyani menyebut realisasinya senilai Rp40,8 triliun atau tumbuh 62,7%. Realisasi ini ditopang setoran dividen BUMN, terutama perbankan.
Sementara pada PNBP lainnya, realisasinya senilai Rp56,9 triliun atau terkontraksi tipis 1,2%. Penurunan ini terutama terjadi pada kementerian/lembaga yang memiliki sumber PNBP cukup besar seperti Polri dan Kementerian Hukum dan HAM.
Adapun untuk PNBP dari BLU, realisasinya Rp21,5 triliun atau tumbuh 6,4%. Pertumbuhan ini berasal dari peningkatan pendapatan jasa layanan BLU rumah sakit dan pengelolaan dana BLU. (sap)