Petugas menata papan tulis ruangan kelas Sekolah Rakyat untuk jenjang SMA di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL), Bekasi, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Prabowo Subianto menyebut sekolah rakyat perlu dibangun untuk memutus rantai kemiskinan lintas generasi.
Prabowo mengatakan pemerintah akan membangun sekolah rakyat lengkap dengan asramanya setidaknya sebanyak 100 sekolah per tahun. Hanya anak-anak dari keluarga tidak mampu yang bisa masuk sekolah tersebut.
"Saya akan membangun minimal 100 setiap tahun sekolah berasrama untuk keluarga yang paling tidak mampu, karena saya bertekad untuk memutus rantai kemiskinan. Kalau bapaknya pemulung, anaknya tidak boleh jadi pemulung," ujar Prabowo, dikutip pada Sabtu (10/5/2025).
Guna memastikan peserta didik berasal dari keluarga tidak mampu, utamanya dari desil 1 dan 2, pemerintah akan melakukan verifikasi menggunakan data milik Kementerian Sosial, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Sebagai tahap awal, sebanyak 53 sekolah rakyat akan mulai beroperasi pada Juli 2025. Program ini diharapkan menjadi langkah konkret untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi.
"Kita harus berani. Siapa berani menang, berani benar, berhasil. Berani dulu, baru benar. Setelah berani benar, baru berhasil. Harus berani dulu. Kalau tidak berani, kita tidak bisa dapat apa-apa," kata Prabowo.
Guna mendukung pembangunan sekolah rakyat, Prabowo mengatakan sudah ada lebih dari 200 bupati/wali kota yang menyiapkan lahan.
"Ternyata sambutannya lebih dari 200 [bupati/wali kota] sudah menyiapkan lahan antara sekitar 5 hektare sampai 8 hektare. Lumayan, sekolah SD, SMP, SMA, 5 hektare, saya kira jarang itu di Indonesia. Saya tadinya minta 20 hektare," ujar Prabowo. (dik)