PMK 261/2016

Dapat Penghasilan dari PHTB, WP Wajib Setorkan Sendiri Pajak Finalnya

Redaksi DDTCNews | Selasa, 06 Desember 2022 | 18:30 WIB
Dapat Penghasilan dari PHTB, WP Wajib Setorkan Sendiri Pajak Finalnya

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Pajak penghasilan yang terutang dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan (PHTB) wajib disetorkan sendiri oleh orang pribadi atau badan yang menerima penghasilan dari PHTB tersebut.

Merujuk pada Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 261/2016, PPh yang terutang tersebut wajib disetorkan sendiri sebelum akta, keputusan, kesepakatan, atau risalah lelang atas PHTB ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.

“Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari PHTB…, wajib menyetor sendiri PPh yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b dan huruf c ke kas negara,” demikian bunyi Pasal 3 ayat (1) PMK 261/2016, dikutip pada Selasa (6/12/2022).

Baca Juga:
Apa Itu PBJT Jasa Perhotelan di UU HKPD?

Pasal 2 ayat (1) huruf b mengatur besaran PPh PHTB sebesar 1% dari jumlah bruto nilai PHTB untuk rumah sederhana dan rumah susun sederhana yang dilakukan oleh wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan PHTB.

Sementara itu, Pasal 2 ayat (1) huruf c mengatur besaran PPh PHTB sebesar 2,5% dari jumlah bruto nilai PHTB , selain PHTB sebagaimana dimaksud pada huruf Pasal 2 ayat (1) huruf a dan huruf b. PMK 261/2016.

Bagi orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari PHTB, pajak penghasilan terutang pada saat diterimanya sebagian atau seluruh pembayaran atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.

Baca Juga:
Besok Siang, Telepon dan Live Chat Kring Pajak Dihentikan Sementara

Pajak penghasilan dihitung berdasarkan jumlah setiap pembayaran termasuk uang muka, bunga, pungutan, dan pembayaran tambahan lainnya yang dipenuhi oleh pembeli, sehubungan dengan PHTB tersebut.

Tambahan informasi, pajak penghasilan yang terutang tersebut wajib dibayar orang pribadi atau badan yang bersangkutan ke kas negara paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan diterimanya pembayaran. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 24 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Perhotelan di UU HKPD?

Rabu, 24 April 2024 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Awasi WP Grup, DJP Bakal Reorganisasi Kanwil LTO dan Kanwil Khusus

Rabu, 24 April 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Urus NTPN Hilang? Ini Beberapa Solusi yang Bisa Dilakukan Wajib Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 24 April 2024 | 18:50 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Koperasi Simpan Pinjam Modal Rp5 Miliar, Lapkeu Wajib Diaudit AP

Rabu, 24 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Perhotelan di UU HKPD?

Rabu, 24 April 2024 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Awasi WP Grup, DJP Bakal Reorganisasi Kanwil LTO dan Kanwil Khusus

Rabu, 24 April 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Urus NTPN Hilang? Ini Beberapa Solusi yang Bisa Dilakukan Wajib Pajak

Rabu, 24 April 2024 | 16:50 WIB PAJAK PENGHASILAN

DJP Sebut Tiap Perusahaan Bebas Susun Skema Pemberian THR dan Bonus

Rabu, 24 April 2024 | 16:45 WIB PENGADILAN PAJAK

Patuhi MK, Kemenkeu Bersiap Alihkan Pembinaan Pengadilan Pajak ke MA

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

DJP Tegaskan Tak Ada Upaya ‘Ijon’ Lewat Skema TER PPh Pasal 21

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB KPP MADYA TANGERANG

Lokasi Usaha dan Administrasi Perpajakan WP Diteliti Gara-Gara Ini

Rabu, 24 April 2024 | 15:30 WIB KEPATUHAN PAJAK

DJP: 13,57 Juta WP Sudah Laporkan SPT Tahunan hingga 23 April 2024