Dirjen Pajak Suryo Utomo. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Dirjen Pajak Suryo Utomo menyebut pihaknya mengandalkan 3 sektor usaha sebagai penopang penerimaan pajak hingga akhir tahun. Pemerintah memang hanya punya 1 bulan tersisa sebelum tutup buku 2021.
Ketiga sektor yang dimaksud Suryo, hingga Oktober 2021, telah menunjukkan pemulihan dari tekanan pandemi Covid-19. Selain itu, sektor-sektor usaha tersebut juga memiliki kontribusi besar terhadap penerimaan pajak secara umum.
"Sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, dan sektor khususnya pertambangan, yang menjadi pendorong penerimaan sampai dengan akhir 2021," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (25/11/2021).
Secara umum, ujar Suryo, penerimaan pajak dari seluruh sektor usaha telah mengalami perbaikan. Meski demikian, terdapat beberapa sektor yang masih mengalami kontraksi.
Penerimaan pajak dari sektor industri pengolahan hingga Oktober 2021 mengalami pertumbuhan 14,6%, sedangkan pada periode yang sama 2020 lalu minus 18,1%. Sektor usaha tersebut menjadi andalan dalam penerimaan pajak karena kontribusinya mencapai 29,8%.
Pada Oktober 2021, penerimaan pajak dari sektor industri pengolahan tumbuh 21,8%. Kinerja positif itu ditopang oleh pulihnya permintaan domestik dan global sehingga mendorong peningkatan produksi, konsumsi, ekspor, dan impor.
Kemudian, setoran pajak dari sektor perdagangan juga tumbuh 25,0%, sementara pada periode yang sama 2020 mengalami kontraksi 20,0%. Sektor tersebut memiliki kontribusi 21,8% terhadap penerimaan pajak.
Terakhir, penerimaan pajak dari sektor pertambangan juga tumbuh mencapai 43,4%, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu minus 43,9%. Khusus bulan Oktober 2021, penerimaannya bahkan tumbuh mencapai 112,0%.
Sektor pertambangan memiliki kontribusi 4,3% terhadap penerimaan pajak.
"Beberapa sektor memang menunjukkan yang bagus di 2021," ujar Suryo.
Pemerintah mencatat realisasi penerimaan pajak hingga Oktober 2021 senilai Rp953,6 triliun atau tumbuh 15,3%. Realisasi tersebut juga setara 77,6% dari target, Rp1.229,59 triliun. (sap)