Kantor Pusat Asian Development Bank. (foto: adb.org)
JAKARTA, DDTCNews - Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman senilai US$138,52 juta atau sekitar Rp2,16 triliun untuk Indonesia. Angka pinjaman sebesar itu akan dipakai untuk mendukung strategi pemerintah dalam komersialisasi riset dan inovasi.
Senior Spesialis Sektor Sosial ADB untuk Asia Tenggara Fook Yen Chong mengatakan pinjaman tersebut juga akan digunakan untuk meningkatkan keberhasilan start up di 4 kawasan sains dan teknologi (STP/science and technology park) di Indonesia. Menurutnya, pengembangan kawasan sains dan teknologi diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Terbatasnya penguasaan teknologi pada industri dan kurangnya kapasitas penyerapan teknologi baru dapat mengurangi produktivitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi," katanya, dikutip pada Selasa (13/12/2022).
Fook Yen Chong mengatakan proyek penguatan riset dan inovasi melalui kawasan sains dan teknologi yang modern dan efisien akan mendukung STP di sejumlah pendidikan tinggi negeri. Perguruan tinggi yang disasar yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), IPB University, dan Universitas Indonesia (UI).
Dia menjelaskan proyek ini akan mendukung peningkatan fasilitas riset, inovasi, dan inkubasi startup; memberi hibah untuk pelaksanaan penelitian terapan dan inkubasi start up; serta meningkatkan keahlian peneliti STP dan kemampuan staf pengelola riset dan inovasi.
Proyek ini akan membantu penguatan STP pada berbagai bidang teknologi yang sesuai dengan kebutuhan sektor ekonomi prioritas Indonesia seperti energi hijau, transportasi ramah lingkungan, teknologi informasi dan komunikasi, pengolahan produk pertanian dan pangan, serta teknologi kesehatan, farmasi dan obat-obatan. Proyek ini juga akan memperkuat kemitraan pemerintah-swasta, serta meningkatkan daya saing angkatan kerja seiring pengembangan dan adopsi teknologi baru.
Dalam mendesain proyek ini, ADB telah memasukkan praktik terbaik internasional. Proyek ini akan mendukung inovasi berbasis permintaan pasar dan menumbuh-kembangkan ekosistem usaha start up yang berkelanjutan.
Proyek ini juga dinilai akan membangun sinergi dengan beberapa proyek ADB di Indonesia. Pasalnya, ADB membawa pengalaman dan pengetahuan luas dalam pengembangan sumber daya manusia, riset, serta inovasi dari Indonesia dan berbagai penjuru kawasan untuk memberi nilai tambah bagi proyek ini.
Melalui proyek tersebut, Fook Yen Chong menyebut berbagai industri di Indonesia yang bekerja sama dengan STP di universitas akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan sumber daya dengan lebih baik, menciptakan produk baru, dan masuk ke pasar-pasar baru.
"Kami memperkirakan adopsi teknologi baru di Indonesia dapat menambah 0,55 poin persentase ke pertumbuhan produk domestik bruto tahunan selama 20 tahun ke depan sehingga dapat mendorong perekonomian Indonesia masuk ke kelompok negara berpenghasilan tinggi," ujarnya. (sap)