Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberikan paparan dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (26/9/2022).
JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan mencatat kinerja APBN hingga Agustus 2022 tercatat mengalami surplus senilai Rp107,4 triliun. Angka tersebut setara 0,58% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan surplus itu menandakan pengelolaan APBN telah sesuai dengan berbagai tantangan yang dihadapi pada saat ini. Adapun realisasi pendapatan negara tercatat Rp1.764,4 triliun dan belanja negara Rp1.657 triliun.
"Dengan surplus ini dan kemudian issuance utang yang jauh lebih rendah menjadikan strategi APBN kita sangat sesuai dengan tantangan sekarang ini yang berasal dari cost of fund yang tinggi, guncangan di sektor keuangan, maupun tren kenaikan suku bunga dan penguatan US dollar," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (26/9/2022).
Sri Mulyani menuturkan surplus APBN tersebut melanjutkan tren dari yang terjadi pada bulan-bulan sebelumnya. Surplus hingga Agustus 2022 tersebut bahkan lebih tinggi ketimbang posisi bulan lalu yang senilai Rp106,1 triliun.
Melalui Perpres 98/2022, defisit APBN 2022 yang semula dirancang senilai Rp868 triliun atau 4,85% PDB, kini turun menjadi Rp840 triliun atau 4,5% PDB. Menurut outlook pemerintah, realisasi hingga akhir tahun diperkirakan hanya Rp732,2 triliun atau 3,92% PDB.
Sri Mulyani menyebut pendapatan negara hingga Agustus 2022 mengalami pertumbuhan sampai dengan 49,8%. Dia mencatat pendapatan negara sejumlah Rp1.764 triliun, utamanya ditopang oleh penerimaan perpajakan.
Penerimaan perpajakan tercatat senilai Rp1.378 triliun, yang terdiri atas penerimaan pajak Rp1.171,8 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp206,2 triliun. Sementara itu, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp386 triliun.
Dari sisi belanja, lanjut Sri Mulyani, realisasinya sudah mencapai Rp1.657 triliun yang terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp1.178,1 triliun serta belanja transfer ke daerah dan dana desa Rp478,9 triliun.
"Untuk belanja negara ada akselerasi. Pertumbuhannya mencapai 6,2%," ujarnya.
Sri Mulyani menambahkan surplus APBN hingga Agustus 2022 juga membuat pembiayaan anggaran menurun 46%. Menurutnya, pemerintah akan terus menggunakan APBN sebagai shock absorber di tengah kenaikan harga komoditas, terutama energi. (rig)