Kepala BPS Margo Yuwono. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2021 kembali mengalami surplus senilai US$4,74 miliar.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan surplus terjadi karena nilai ekspor yang lebih tinggi ketimbang impor. Ekspor tercatat senilai US$21,42 miliar dan impor US$16,68 miliar. Menurutnya, surplus tersebut juga melanjutkan tren yang terjadi dalam 16 bulan terakhir.
"Ini juga capaian yang bagus, harapannya di bulan-bulan berikutnya tren surplus tetap terjadi sehingga pemulihan ekonomi berjalan seperti yang kita harapkan," katanya melalui konferensi video, Rabu (15/9/2021).
Margo mengatakan surplus neraca perdagangan Indonesia terutama berasal dari sektor nonmigas senilai US$5,72 miliar. Sedangkan di sektor migas, terjadi defisit US$0,98 miliar.
Margo memerinci ekspor pada Agustus 2021 senilai US$21,42 miliar mengalami kenaikan 20,95% dibanding Juli 2021 dan naik 64,1% dibanding Agustus 2020. Ekspor nonmigas pada Agustus 2021 tercatat US$20,36 miliar, sedangkan ekspor migas US$1,06 miliar.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari hingga Agustus 2021 mencapai US$142,01 miliar atau naik 37,77% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020. Ekspor nonmigas secara kumulatif mencapai US$134,13 miliar atau naik 37,03%, sedangkan ekspor migas US$7,87 miliar atau naik 51,78%.
"Secara tahunan ekspor tumbuhnya sangat tinggi dibandingkan Agustus 2020," ujarnya.
Ekspor nonmigas pada Agustus 2021 terbesar yakni ke China senilai US$4,78 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,25 miliar, dan India US$1,72 miliar.
Sementara dari sisi impor, Margo menjelaskan nilainya yang sebesar US$16,68 miliar mengalami kenaikan 10,35% dibandingkan dengan posisi Juli 2021 atau naik 55,26% dibandingkan dengan Agustus 2020.
Impor migas pada Agustus 2021 senilai US$2,05 miliar, sedangkan impor nonmigas US$14,63 miliar. Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar terjadi pada mesin/peralatan mekanis dan bagiannya senilai US$318,5 juta atau 16,99%.
Dia menyebut 3 negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari hingga Agustus 2021 adalah China senilai US$34,67 miliar atau 32,25%, Jepang US$9,01 miliar atau 8,39%, dan Korea Selatan US$5,84 miliar atau 5,44%.
Sementara menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari hingga Agustus 2021 pada barang konsumsi mencapai US$12,31 miliar atau naik 29,79% secara tahunan, bahan baku/penolong US$92,88 miliar atau naik 36,84%, dan barang modal US$17,65 miliar atau naik 19,60%.
"Kalau kita lihat strukturnya, dari total impor, 75,61% berupa bahan baku/penolong," kata Margo. (sap)