Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers RAPBN 2022 dan Nota Keuangan, Senin (16/8/2021).
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah masih akan mendapatkan bantuan dari Bank Indonesia (BI) untuk membiayai defisit anggaran yang diperkirakan mencapai Rp868 triliun atau sekitar 4,85% dari nilai produk domestik bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan otoritas fiskal dan otoritas moneter selama ini telah melakukan koordinasi yang baik dalam menjaga surat berharga negara (SBN) dan pembiayaan defisit yang kredibel.
"Kami akan melakukan pembiayaan secara pruden, baik melalui mekanisme pasar di dalam negeri maupun secara global," katanya, Senin (16/8/2021).
Berdasarkan Pasal 23 RUU APBN 2022, pemerintah masih akan menerbitkan SBN yang nantinya bisa dibeli oleh Bank Indonesia pada pasar perdana sejalan dengan Perppu No. 1/2020 yang telah diundangkan melalui UU No. 2/2020.
Penerbitan SBN oleh pemerintah dan pembeliannya oleh bank sentral akan dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasar SBN, pengaruh terhadap inflasi, jenis SBN yang diperdagangkan, dan kesinambungan keuangan kedua otoritas.
Total utang pembiayaan SBN neto pada RAPBN 2022 ditargetkan mencapai Rp991,28 triliun, atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi SBN neto tahun 2021 yang mencapai Rp992,84 triliun.
Sementara itu, total pembiayaan utang secara keseluruhan pada RAPBN 2022 ditargetkan mencapai Rp973,58 triliun, lebih rendah dari proyeksi pembiayaan utang pada 2021 yang mencapai Rp1.026,98 triliun.
Pembiayaan utang pada tahun depan yang menurutn tersebut tidak terlepas dari nominal pinjaman neto yang berbalik dari positif ke negatif. Artinya, pemerintah akan lebih banyak membayar cicilan pinjaman pada tahun depan ketimbang menarik pinjaman baru. (rig)