Menteri Investasi Bahlil Lahadalia (keempat dari kiri) saat menghadiri peletakan batu pertama pabrik Bandaraya. Foto: Lutfi Ardyan Kementerian Investasi/BKPM)
JAKARTA, DDTCNews – PT Nestle Indonesia menambah realisasi investasi di Indonesia dengan pembangunan pabrik baru senilai US$220 juta di Kabupaten Batang, Jawa Tengah dan perluasan pabrik yang sudah beroperasi.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengapresiasi kucuran investasi Nestle pada masa pandemi Covid-19. Menurutnya, investasi Nestle pada perluasan pabrik di Lampung, Jawa Timur, dan Karawang bisa meningkatkan kapasitas produksi hingga 25% menjadi 775.000 ton/tahun.
"Saya harus memberikan apresiasi kepada Nestle karena walaupun masih dalam masa pandemi Covid-19, animo melakukan perluasan investasi bahkan membangun pabrik baru terus dilakukan," katanya, dikutip pada Kamis (20/5/2021).
Bahlil berharap perusahaan asal Swiss tersebut dapat melanjutkan komitmen kerja sama dengan peternak lokal. Menurutnya, ketika pabrik baru di Batang beroperasi pada 2023, para peternak sapi perah di Jawa Tengah dapat ikut bermitra dengan perusahaan.
Dia juga menilai realisasi investasi dari Nestle menjadi bukti tingginya kepercayaan investor asing pada iklim berusaha di dalam negeri. Berbagai perbaikan juga telah dilakukan pemerintah untuk memudahkan proses investasi mulai dari perizinan hingga perusahaan mulai berproduksi.
"Izin-izin sudah tidak dipersulit lagi. Sesuai dengan perintah bapak Presiden agar jangan menahan izin. Menahan izin sama dengan menahan lapangan pekerjaan, menahan laju pertumbuhan ekonomi, dan menahan pendapatan daerah atau negara,” ujar Bahlil.
Sementara itu, Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo berharap kehadiran pabrik Nestle di Batang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Nestle merupakan PMA yang sudah hadir sejak 1971. Perusahaan sudah mempekerjakan sekitar 3.600 karyawan. Saat ini, Nestle juga telah menggunakan lebih dari 750.000 liter susu segar setiap harinya dari 26.000 peternak sapi perah yang tergabung di 42 koperasi susu.
"Selain itu, hendaknya dapat bekerja sama dengan para peternak sapi perah, petani kopi dan mitra bisnis lokal lainnya dalam memenuhi pasokan bahan baku dan bahan pendukung produksi sehingga dapat berkontribusi dalam memajukan perekonomian masyarakat,” tutur Yulianto. (rig)