Tampilan laman pendaftaran kartu prakerja.Â
JAKARTA, DDTCNews – Badan Pelaksana (Project Management Officer/PMO) Kartu Prakerja telah mencairkan dana sekitar Rp1,02 triliun untuk 288.154 peserta yang lolos pendaftaran gelombang II.
Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan jumlah peserta yang lolos pada gelombang II lebih banyak 60% dibanding gelombang I yang hanya 168.111 orang. Tiap peserta akan mendapat dana Rp3,5 juta melalui virtual account pada dashboard di situs web kartu prakerja.
“Progres tadi malam ada [transfer] saldo Rp3,56 juta untuk [tiap] peserta di gelombang II," katanya melalui konferensi video, Rabu (29/4/2020).
Denni mengatakan peserta bisa langsung memilih pelatihan pada 8 platform digital, seperti Ruang Guru, Tokopedia, dan Bukalapak. Uang yang dapat dibelanjakan pada platform tersebut adalah Rp1 juta. Sementara sisanya, bisa diambil setelah pelatihan berakhir secara bertahap.
Denni menambahkan saat ini telah ada 8,6 juta orang yang terdaftar pada laman kartu prakerja. Dia mengklaim pendaftar program tersebut berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Pemerintah telah menganggarkan dana Rp20 triliun untuk biaya pelatihan dan insentif bagi 5,6 juta penerima kartu prakerja.
Kartu prakerja adalah program pengembangan kompetensi berupa bantuan biaya yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi.
Peserta yang lolos program tersebut akan mendapat insentif senilai total Rp3,55 juta, yang terdiri dari biaya pelatihan Rp1 juta, insentif pascapelatihan Rp600.000 per bulan selama 4 bulan, dan insentif setelah mengisi survei sebanyak 3 kali masing-masing Rp50.000.
Menurut Denni, program prakerja yang saat ini berjalan telah mengalami perubahan dari rencana awal yang diinginkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada mulanya, kartu prakerja hanya ditujukan untuk memberikan pelatihan pada masyarakat agar keterampilan kerjanya bertambah.
Namun, karena pandemi virus Corona, program tersebut diubah menjadi semi bantuan sosial (bansos) untuk membantu masyarakat yang terdampak.
"Uang pelatihan dulu rencananya rata-rata Rp5 juta kalau modelnya normal. Karena sekarang baru bisa online, diturunkan jadi Rp1 juta. Sebaliknya, yang insentif Rp500.000 naik jadi Rp2,4 juta. Ini yang disebut Pak Jokowi semi bansos," katanya. (kaw)