Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
WASHINGTON, DDTCNews - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan merilis paket kebijakan pemotongan pajak jilid kedua atau Tax Cuts 2.0 pada musim panas atau sebelum pemilu November 2020.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional Larry Kudlow menyebut Tax Cuts 2.0 akan memberi stimulus untuk menaikkan daya beli kelompok kelas menengah AS. Trump ingin mengulang capaian pertumbuhan ekonomi AS di atas 3%, seperti saat Tax Cuts and Jobs Act (TCJA) diluncurkan akhir 2017.
"Mungkin akan keluar sekitar September. Kami ingin mengarahkannya pada pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat lagi di masa jabatan kedua presiden," katanya, Jumat (14/2/2020).
Trump berencana memberikan pemotongan pajak 10% kepada kelas menengah AS. Gedung Putih saat ini masih mengkaji model penurunan pajak penghasilan (PPh) untuk orang dengan penghasilan menengah, serta menyesuaikan kredit PPh untuk orang berpenghasilan rendah.
Kudlow menyebut akan ada beberapa pemotongan pajak lain pada Tax Cuts 2.0. Wacana yang mencuat seperti keringanan pajak untuk tabungan pensiun tertentu. Ada proposal untuk menggabungkan dan menyederhanakan semua rekening tabungan untuk memberikan keringanan pajak.
Gagasan Universal Savings Account telah disuarakan Partai Republik sebelumnya dengan alasan lebih mudah untuk ditarik ketimbang rekening pensiun tradisional. Namun, pemerintah tetap ingin membuat batasan, seberapa besar keringanan pajak diberikan pada instrumen tersebut.
Kudlow menambahkan semua rencana paket kebijakan pajak itu tengah dikaji oleh Direktur Kantor Anggaran di Gedung Putih Russell Vought. Kebijakan Tax Cuts 2.0 diperkirakan akan bernilai US$1,4 triliun (sekitar Rp19,1 kuadriliun).
Seperti diketahui, melalui TCJA, Trump memberikan insentif untuk perusahaan berupa pemangkasan tarif pajak perusahaan dari 35% menjadi 21%. Insentif ini membuat perusahaan AS lebih unggul serta tidak kalah saing dengan perusahaan asal luar AS karena tarif pajak menjadi lebih kompetitif
Selain itu, melalui TCJA, Trump juga menurunkan tarif pajak orang pribadi secara signifikan. Salah satunya tarif untuk lapisan penghasilan tertinggi yang sebelumnya dipatok sebesar 39,6% kini menjadi 37%.
Dilansir Foxbusiness.com, ekonomi AS mampu tumbuh hingga 4,2% pada 2018, atau setelah kebijakan TCJA berjalan. Sementara pada triwulan ketiga 2019, pertumbuhan ekonomi tercatat 2,1%. (kaw)