KEBIJAKAN FISKAL

Lindungi Industri Domestik, Kemenkeu Bakal Andalkan Bea Masuk Tambahan

Aurora K. M. Simanjuntak
Minggu, 23 November 2025 | 14.30 WIB
Lindungi Industri Domestik, Kemenkeu Bakal Andalkan Bea Masuk Tambahan
<p>Ilustrasi.</p>

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan sedang mengkalkulasi potensi untuk mengenakan kebijakan bea masuk tambahan pada barang impor, seperti bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) dan bea masuk anti-dumping (BMAD).

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan penambahan tarif BMTP dan BMAD tersebut bertujuan untuk menjaga kelangsungan industri dalam negeri, terutama dari gempuran produk-produk impor ilegal.

"Pak Febrio (Dirjen Strategi Ekonomi dan Fiskal) juga sedang menghitung apakah ada BMAD atau BMTP yang perlu ditambahkan untuk [melindungi] di industri domestik," katanya, dikutip pada Minggu (23/11/2025).

Tak hanya itu, lanjut Purbaya, terdapat upaya lain yang sedang digencarkan guna melindungi industri manufaktur dalam negeri. Misal, memperketat pengawasan dan penindakan terhadap impor balpres atau baju bekas ilegal dan membenahi tata kelola kawasan berikat guna menjaga daya saing industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

Sementara itu, untuk industri hasil tembakau (IHT), pemerintah juga berkomitmen menjaga stabilitas kinerja produsen rokok dengan tidak menaikkan cukai dan memperkuat penegakan hukum terhadap produk ilegal.

"Pemerintah secara proaktif mendukung penguatan industri manufaktur dalam negeri, seperti industri tekstil, pemerintah tengah melakukan penataan impor balpres, kawasan berikat hingga pemberlakuan BMAD dan BMTP untuk melindungi industri domestik," tutur Purbaya.

Di samping itu, Purbaya berjanji akan meningkatkan perlindungan bagi sektor otomotif Indonesia. Menurutnya, sektor ini tengah mengalami tekanan berat karena sejumlah faktor eksternal seperti impor dan kompetisi global.

Faktor yang dimaksud antara lain persaingan harga yang ketat dan tekanan dari kelebihan kapasitas produksi di China. Banjir kendaraan dari negara tirai bambu ini menyebabkan produk-produk itu dijual ke pasar luar negeri dengan harga murah. Meski banyak tekanan, dia menilai industri nasional berupaya tetap kompetitif.

"Industri nasional tetap fokus menjaga daya saing. Industri spare part kita kan sebagian besar menyuplai pabrik-pabrik besar di sini. Jadi, itu juga menghadapi persaingan yang ketat," jelas menteri keuangan. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.