Ilustrasi. BBM solar (foto: Antara)
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan kuota BBM bersubsidi sebanyak 18,84 juta hingga 19,99 juta kiloliter untuk tahun depan.
Usulan kuota BBM bersubsidi tersebut terdiri dari kuota minyak tanah sebanyak 0,51 juta hingga 0,55 juta kiloliter dan minyak solar sebanyak 18,33 juta hingga 19,44 juta kiloliter.
"Dalam RAPBN 2025, kami mengusulkan subsidi tetap untuk minyak solar sebesar Rp1.000 hingga Rp3.000 per liter dan subsidi selisih harga untuk minyak tanah," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, dikutip pada Minggu (9/6/2024).
Subsidi tetap atas BBM solar dan subsidi selisih harga atas minyak tanah masih terus diberikan oleh pemerintah sembari tetap mengendalikan volumenya dan mengontrol sektor atau kelompok yang berhak memanfaatkan fasilitas tersebut.
Pemberian subsidi BBM dilakukan dengan mempertimbangkan indikator ekonomi makro, utamanya Indonesia crude price (ICP) dan nilai tukar rupiah.
Subsidi perlu diberikan mengingat harga keekonomian BBM solar saat ini mencapai Rp12.100 per liter, sedangkan harga jual ecerannya telah ditetapkan senilai Rp6.800 per liter.
Saat ini, BBM solar masih banyak digunakan untuk transportasi darat dan laut, kereta api, usaha perikanan dan pertanian, hingga pelayanan umum. Oleh karena itu, harga jual eceran BBM solar tetap harus dijaga.
Agar BBM bersubsidi tersalur dengan tepat sasaran kepada kelompok yang berhak, Arifin mengimbau masyarakat untuk turut serta mengawasi penyaluran BBM bersubsidi serta melaporkan setiap indikasi penyalahgunaan.
"Pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan efektivitas penyaluran BBM bersubsidi agar tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan," tuturnya. (rig)