Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (foto: Kemenkeu)
JAKARTA, DDTCNews – Otoritas fiskal menjanjikan adanya relaksasi regulasi bisnis properti yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Relaksasi diberikan karena adanya keyakinan multiplier effect yang akan muncul terhadap perekonomian secara menyeluruh.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan hal tersebut dalam seminar bertajuk ‘Property Outlook: the Power of Property Industry to Boost Economic Growth’. Menurutnya, multiplier effect menjadi pertimbangan utama pemerintah.
“Pertumbuhan sektor properti harus didukung karena punya multiplier effect yang tinggi. Oleh karena itu, pemerintah mencoba memformulasikan kebijakan fiskal yang dibutuhkan untuk menumbuhkan ekonomi indonesia,” katanya di Gedung Dhanapala, Senin (17/12/2018).
Mantan Direktur Palaksana Bank Dunia itu menjabarkan bahwa instrumen perpajakan mempunyai peranan krusial dalam industri properti. Bagaimanapun hal tersebut juga akan menjadi faktor penentu besaran harga yang harus dibayar konsumen.
Menurutnya, kehadiran instrumen fiskal dalam bentuk pajak sangat beragam dalam bisnis properti. Oleh karena itu, relaksasi disusun secara sistematis agar insentif dapat dirasakan manfaatnya oleh pelaku usaha dan konsumen.
“Kebijakan perpajakan akan menentukan harga properti karena terkena PPN, PPh, dan PPnBM. Kalau di daerah, balik nama prosesnya kena PBB. Semua rezim perpajakan akan menentukan apakah sektor properti bisa tumbuh atau tidak,” tandasnya.
Seperti diketahui, rencana relaksasi kebijakan pajak untuk bisnis properti sudah muncul beberapa waktu terakhir. Salah satu relaksasi yang akan diberikan adalah kenaikan ambang batas pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk pembelian rumah mewah melalui revisi PMK No.35/2017.
Selain menggunakan instrumen pajak, sambung Sri Mulyani, langkah pemerintah untuk menggenjot pembangunan infrastruktur juga menjadi bentuk dukungan pemerintah untuk menggairahkan bisnis properti. Konektivitas menjadi kunci untuk meningkatkan akses antar wilayah.
“Konektivitas dan kemampuan menciptakan akses terhadap suatu wilayah akan menciptakan value bagi pembangunan properti,” imbuhnya. (kaw)