Ilustrasi.
BRUSSELS, DDTCNews – Pemerintah Belgia memperkirakan penerimaan pajak dari penghasilan yang didapatkan perusahaan energi akan meningkat sampai dengan EUR3,1 miliar atau sekitar Rp48 triliun.
Menteri Energi Tinne Van der Straeten mengatakan kontribusi pajak dari produsen listrik dan bahan bakar fosil tersebut akan membantu pemerintah dalam mengantisipasi krisis energi. Terlebih, Rusia juga mengancam akan memangkas pasokan gas ke Eropa.
“Tambahan setoran pajak dari perusahaan energi yang mencetak profit di atas EUR180 per MWh diperkirakan mencapai EUR3,1 miliar untuk periode Januari 2022 hingga Juni 2023,” katanya dikutip dari aa.com.tr, Selasa (18/10/2022).
Saat ini, Eropa tengah menghadapi krisis energi yang kian memburuk menjelang musim dingin. Harga gas mencetak rekor tertinggi dan persediaan terus menipis. Kondisi ini diperparah dengan ancaman Rusia yang mengatakan akan memotong pasokan energi ke Eropa.
Menanggapi kondisi tersebut, Pemerintah Belgia mengenakan pajak tambahan atas penghasilan dari perusahaan energi.
Pemerintah memproyeksikan penerimaan dari perusahaan energi senilai EUR3,1 miliar. Kenaikan tersebut diperkirakan akan berhasil terkumpul pada Juni 2023.
Pada saat bersamaan, pemerintah akan mengalokasikan tambahan penerimaan negara tersebut untuk memberikan subsidi energi kepada masyarakat. Rencananya, subsidi energi kepada rumah tangga diberikan hingga Maret 2023.
Sebagai informasi, subsidi energi tersebut berupa potongan EUR588 untuk tagihan gas dan listrik setiap rumah tangga untuk Januari hingga Maret 2023. Pada musim dingin ini, pemerintah akan memberikan subsidi EUR980. (rig)