SINGAPURA

Wow! Pajak Karbon Singapura Naik 5 Kali Lipat Mulai 2024

Dian Kurniati
Sabtu, 26 Februari 2022 | 09.00 WIB
Wow! Pajak Karbon Singapura Naik 5 Kali Lipat Mulai 2024

Pengunjung menyaksikan Boeing 777-9 dalam tampilan udara selama Singapore Airshow di Singapura, Rabu (16/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Caroline Chia/WSJ/sad.

SINGAPURA, DDTCNews - Pemerintah Singapura akan meningkatkan tarif pajak karbon hingga 5 kali lipat menjadi S$25 atau Rp266.700 per ton pada tahun 2024.

Menteri Keuangan Lawrence Wong mengatakan kenaikan tarif pajak karbon tersebut menjadi bagian dari upaya pemerintah memenuhi target nol emisi pada 2050. Selain kenaikan pajak, pemerintah juga akan mulai mengizinkan industri membeli kredit karbon secara internasional untuk mengompensasi emisi kena pajak mereka hingga 5% pada 2024.

"Ini akan membantu menciptakan permintaan lokal untuk kredit karbon berkualitas tinggi dan mengatalisasi pengembangan pasar karbon dengan baik," katanya, dikutip pada Sabtu (26/2/2022).

Wong mengatakan kredit karbon merupakan instrumen bersertifikat yang mewakili pengurangan emisi pada proyek aksi iklim dan dapat diperdagangkan untuk mengimbangi emisi pada perusahaan lain. Singapura menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memperkenalkan skema penetapan harga karbon dan menerapkan pajak karbon pada 2019.

Pajak karbon berlaku untuk semua fasilitas yang menghasilkan 25.000 ton atau lebih emisi gas rumah kaca setiap tahun, yang mencakup kilang minyak dan pembangkit listrik.

Setelah 2024, Singapura juga akan terus menaikkan pajak karbon secara bertahap. Pajak karbon bakal naik menjadi S$45 pada 2026 dan 2027, serta S$50 hingga S$80 pada 2030.

Juru bicara ExxonMobil menilai kenaikan pajak karbon akan mendorong investasi yang lebih besar dalam pengurangan gas rumah kaca. Namun, mereka juga mengingatkan pemerintah untuk melakukan langkah penurunan emisi sambil menjaga daya saing industri.

"Pajak karbon dan kebijakan pemerintah yang mendukung dapat membantu mendorong lebih banyak industri dan sektor untuk berinvestasi dalam penelitian atau teknologi untuk mengurangi emisi," katanya.

Sementara itu, seorang juru bicara dari Shell menyebut carbon pricing harus berlaku untuk sebanyak mungkin sektor ekonomi. Perusahaan juga telah bersiap jika harga karbon akan meningkat seiring dengan berjalannya transisi energi.

"Ini sangat penting karena dampak daya saing jangka pendek adalah nyata," ujarnya dilansir financialpost.com. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.