Ilustrasi.
CALIFORNIA, DDTCNews - Pemerintah AS tengah mempertimbangkan untuk menerapkan pungutan pengguna jalan (user fee) menggantikan pajak bahan bakar kendaraan sebagai salah satu upaya dalam mengamankan penerimaan pajak.
Departemen Energi AS memperkirakan sebanyak 15 juta kendaraan listrik bakal mengaspal di jalan pada 2030. Kondisi tersebut tentunya akan berdampak terhadap penerimaan pajak, padahal setoran dari pajak dibutuhkan untuk membiayai perbaikan jalan.
“Saya pikir membiayai sistem jalan raya dengan biaya pengguna jalan adalah ide yang sangat bagus. Pajak bahan bakar tidak berfungsi lagi. Kita perlu menerapkan biaya pengguna,” kata Randa O’Toole, analisis kebijakan publik Cato Institute, Selasa (14/09/2021).
Seperti dilansir northbaybusinessjournal.com, pungutan akan dikenakan bagi komuter jarak jauh yang berkendara hingga 30 mil—90 mil dalam sekali jalan. Nanti, akan ada teknologi yang melacak jarak tempuh pengemudi melalui perangkat GPS dan terhubung ke dalam port kendaraan.
Berdasarkan sensus AS dalam studi demografi 2019, terdapat 4,5 juta penduduk yang termasuk dalam kategori komuter jarak jauh atau super. Di San Fransisco Bay Area, terdapat 60% komuter super yang tinggal dalam zona 30 hingga 90 mil.
Departemen Transportasi California pun melakukan serangkaian studi mengenai basis penerapan biaya pengguna jalan. Mereka juga akan melakukan studi terkait dengan jumlah mil yang dikendarai oleh pengendara di negara bagian tersebut.
Sementara itu, Pemerintah AS akan mendanai program biaya pengguna jalan berbasis vehicle-miles-travelled (VMT). Kemudian, dana akan ditempatkan kepada California sebagai negara bagian yang akan mengelola program biaya pengguna tersebut.
Penerimaan dari pungutan pengguna akan dipakai untuk membiayai perbaikan jalan di kota dan kabupaten. Menurut studi Cato Institute,pemerintah daerah secara kolektif menghabiskan US$46 miliar untuk mensubsidi biaya perbaikan pada 2019. (vallen/rig)