Seorang pejalan kaki melintas di depan kantor Her Majesty’s Revenue and Customs (HMRC) di London, Inggris. Kasus penipuan yang mengatasnamakan otoritas pajak tidak hanya terjadi di Indonesia. Situasi serupa juga ramai terjadi di Inggris. (Foto: gov.uk)
LONDON, DDTCNews - Kasus penipuan yang mengatasnamakan otoritas pajak tidak hanya terjadi di Indonesia. Situasi serupa juga ramai terjadi di Inggris.
Otoritas pajak Inggris Her Majesty’s Revenue and Customs (HMRC) menyampaikan pernyataan resmi HRMC tidak pernah mengirimkan pesan ke wajib pajak terkait dengan pemberian diskon pajak. Otoritas meminta masyarakat hati-hati saat menerima pesan yang mengatasnamakan HMRC.
Juru Bicara HMRC menyatakan banyak modus yang dilakukan penjahat untuk melakukan penipuan dengan menyamar sebagai fiskus. Modus kejahatan dilakukan melalui pranala pesan elektronik atau melalui sambungan telepon.
"Penjahat menggunakan berbagai teknik dalam penipuan telepon terkait dengan pajak dengan menawarkan pengembalian pajak palsu atau dengan ancaman untuk ditangkap karena memiliki utang pajak yang tentu saja fiktif," katanya di London, seperti dikutip Senin (21/12/2020).
Selain melalui telepon, praktik penipuan juga dilakukan secara daring. Penipu mengirimkan pesan kepada wajib pajak yang berisi pranala untuk diakses. Otoritas menyebutkan hal ini sebagai praktik phising untuk mendapatkan informasi sensitif seperti kata sandi pengguna dan data pribadi.
HMRC melanjutkan target utama penipuan atas nama fiskus menyasar kelompok rentan seperti veteran atau pensiunan. Wajib pajak diminta untuk berhati-hati sebelum mengakses pranala yang diberikan dengan mengecek alamat pengirim.
Jika tidak diakhiri keterangan gov.uk kemungkinan pesan itu penipuan. "Jika seseorang menelepon, mengirim email atau SMS yang mengaku dari HMRC kemudian mengatakan Anda mendapat bantuan keuangan, restitusi atau meminta rekening bank. Itu mungkin penipuan," tegasnya.
Data otoritas pajak dalam satu tahun terakhir sudah melaporkan 3.387 nomor telepon yang digunakan untuk penipuan terkait dengan pajak kepada perusahaan penyedia layanan telekomunikasi. HMRC meminta nomor tersebut untuk diblokir secara permanen.
"Laporan penipuan telepon dari publik meningkat 47% dari tahun sebelumnya. Kami telah bekerja sama dengan industri telekomunikasi untuk memblokir nomor telepon berbahaya," imbuhnya seperti dilansir technocodex.com. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.