YUNANI

Genjot Mobil Listrik, Pemerintah Siap Jorjoran Beri Insentif Pajak

Redaksi DDTCNews
Minggu, 21 Juni 2020 | 06.00 WIB
Genjot Mobil Listrik, Pemerintah Siap Jorjoran Beri Insentif Pajak

Ilustrasi. (DDTCNews)

ATHENA, DDTCNews—Pemerintah Yunani berkomtimen memberikan dukungan penuh pengembangan industri otomotif ramah lingkungan khususnya mobil listrik melalui berbagai insentif pajak.

Perdana Menteri Kvriakos Mitsotakis mengatakan pemerintah siap jorjoran untuk menambah populasi mobil listrik mengaspal di jalan raya. Target sudah disetel pada 2030, satu dari tiga kendaraan yang diproduksi merupakan kendaraan listrik.

"Ini merupakan inisiatif pemerintah sebagai bagian dari rencana transisi listrik nasional yang akan membantu negara menuju transportasi yang bersih," kata Mitsotakis dikutip Sabtu (20/6/2020).

Komitmen pemerintah itu diteken pada 5 Juni 2020 bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Menurut Mitsotakis, sederet insentif pajak disiapkan demi meninggalkan bahan bakar fosil yang menimbulkan polusi.

Saat ini, lanjutnya, insentif pajak tersebut sedang dibahas bersama parlemen. Jika tidak ada aral melintang, insentif pajak akan diberikan kepada produsen dan konsumen yang membeli mobil listrik.

Salah satu bentuk insentif pajak bagi konsumen adalah dapat menjadi pengurang penghasilan kena pajak. Selain itu, konsumen juga dibebaskan dari pungutan pajak kendaraan bermotor dan bebas dari biaya parkir selama dua tahun.

Bagi produsen mobil listrik, mereka akan mendapatkan fasilitas keringanan beban pajak. Fasilitas ini juga diharapkan menjadi daya tarik bagi investor asing dalam mengembangkan industri kendaraan ramah lingkungan di Yunani.

"Ini merupakan transisi cara dan gaya hidup yang lebih hijau. Kebijakan ini akan membentuk model baru dalam perilaku sosial dan budaya masyarakat dalam kehidupan sehari-hari," paparnya dilansir dari Tax Notes International.

Mitsotakis menambahkan bahwa upaya pemerintah ini juga sejalan dengan yang dilakukan negara-negara Eropa lainnya. Misal, Norwegia mencanangkan 50% kendaraan yang beroperasi merupakan mobil listrik.

Sementara Inggris berencana menghentikan produksi dan impor kendaraan yang boros bahan bakar. Adapun, Jerman mengusulkan adanya subsidi untuk konsumen yang hendak membeli kendaraan listrik. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.