PRANCIS

OECD Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2020 Minus 6%-7,6%

Muhamad Wildan
Kamis, 11 Juni 2020 | 10.54 WIB
OECD Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2020 Minus 6%-7,6%

Logo OECD (foto: OECD.org

PARIS, DDTCNews—Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global bakal terkontraksi -7,6% tahun ini apabila pandemi virus Corona atau Covid-19 semakin meluas.

Proyeksi ini disampaikan OECD melalui economic outlook terbarunya yang dipublikasikan Rabu malam (10/6/2020). Dalam proyeksinya, pertumbuhan ekonomi global ditentukan dari ada tidaknya gelombang kedua penyebaran Covid-19.

Menurut OECD, ekonomi global yang pulih masih belum bisa dipastikan lantaran masih tingginya potensi terjadinya gelombang kedua penularan Covid-19. Mulai dilonggarkannya pembatasan-pembatasan di berbagai negara juga belum menjamin.

Apabila gelombang kedua bisa dihindari, OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya terkontraksi -6% dan dilanjutkan pada tahun berikutnya dengan pertumbuhan ekonomi global sebesar 5,2%.

Namun jika gelombang kedua justru terjadi, pertumbuhan ekonomi global bakal terkontraksi hingga -7,6% (yoy) dan pertumbuhan ekonomi global pada tahun berikutnya hanya naik tipis sebesar 2,8%.

Berdasarkan outlook perekonomian terbaru ini, OECD mendorong otoritas dari berbagai negara untuk meningkatkan stimulusnya bagi mereka yang terdampak paling besar secara substansial.

Secretary-General OECD Angel Gurria menilai para pembuat kebijakan saat ini sudah mengambil langkah tepat ketika mengambil langkah darurat secara cepat untuk menangkal dampak Covid-19.

“Untuk itu, sekarang bukan waktunya bagi pemerintah untuk malah terlalu cepat mencabut kebijakan-kebijakan tersebut,” katanya dilansir dari laman resmi OECD, Kamis (11/6/2020).

Gurría menekankan langkah yang diambil oleh pemerintah dalam merespon pandemi Covid-19 bakal membentuk arah perekonomian setelah Covid-19 ke depan. Hal ini tidak hanya berlaku pada level domestik, tetapi juga pada level global.

Sementara itu, Chief Economist OECD Laurence Boone menilai saat ini langkah extraordinary perlu diambil guna mengawal pemulihan ekonomi sembari menghindari terjadinya gelombang kedua penularan Covid-19. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.