AMERIKA SERIKAT

Tarif Trump Bikin Ketidakpastian Perdagangan Dunia, Begini Respons IMF

Aurora K. M. Simanjuntak
Minggu, 13 Juli 2025 | 10.30 WIB
Tarif Trump Bikin Ketidakpastian Perdagangan Dunia, Begini Respons IMF

Logo International Monetary Fund (IMF) pada kantor pusat yang berlokasi di Washington, D.C. REUTERS/Benoit Tessier/File Photo

WASHINGTON D.C, DDTCNews - International Monetary Fund (IMF) menilai tarif bea masuk resiprokal Amerika Serikat (AS) yang dikenakan terhadap berbagai negara bakal menimbulkan ketidakpastian perdagangan.

Juru Bicara IMF Julie Kozack mengatakan ketidakpastian perdagangan global tersebut mendesak negara-negara untuk segera melakukan negosiasi sehingga kondisi perekonomian negara masing-masing tetap stabil.

"Mengenai perdagangan sekarang, lanskapnya terus berkembang, berubah, dan ketidakpastiannya tetap tinggi," katanya, dikutip pada Minggu (13/7/2025).

Kendati demikian, Kozack tidak memberikan penjelasan secara terperinci sebelum IMF menerbitkan laporan terbaru mengenai World Economic Outlook pada akhir Juli.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump sudah mengumumkan tarif impor terbaru untuk beberapa negara yang memasok produknya ke Amerika pada awal pekan ini. Namun, tarif tersebut tak langsung diimplementasikan.

Rencananya, pemerintah AS akan menerapkan tarif bea masuk terbaru pada 1 Agustus 2025. Sejalan dengan itu, AS masih memberikan waktu kepada beberapa negara untuk bernegosiasi hingga tanggal jatuh tempo.

"Negara-negara harus terus bekerja secara konstruktif untuk memfasilitasi lingkungan perdagangan yang stabil dan mengatasi tantangan bersama," tutur Kozack seperti dilansir channelnewsasia.com.

Sebagai tambahan informasi, sebanyak 23 negara sudah menerima surat dari Trump. Dokumen itu berisikan tarif bea masuk terbaru yang ditetapkan pemerintah terhadap barang-barang dari negara-negara dimaksud.

Contoh, tarif impor paling tinggi harus ditanggung oleh Brasil, yakni sebesar 50%. Sementara itu, negara-negara lain seperti Indonesia kena tarif 32%, Malaysia 25%, Afrika Selatan 30%, Laos 40%, Thailand 36%, Irak 30%, Kanada 35%. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.