Ilustrasi.
BANGKOK, DDTCNews - Sama seperti Indonesia, pemerintah Thailand melanjutkan negosiasi tarif impor resiprokal dengan AS sebelum 1 Agustus 2025. Pertemuan bilateral kembali digelar setelah AS berencana mengenakan tarif impor 36% terhadap produk buatan Thailand.
Menteri Keuangan Pichai Chunhavajira mengungkapkan Thailand akan memangkas bea masuk untuk lebih dari 90% produk AS. Beberapa jenis produk juga mendapatkan pengurangan bea masuk atau pajak dalam rangka impor menjadi 0%.
"Namun, ada sekitar 10% barang yang tidak dapat dikurangi [tarifnya], karena kami perlu melindungi industri domestik dan memastikan tidak berdampak buruk terhadap negara-negara yang memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Thailand," katanya, Kamis (10/7/2025).
Pichai menuturkan negara-negara yang mendapatkan tenggat 1 Agustus 2025 masih bisa bernegosiasi dengan AS. Dia optimistis bahan negosiasi baru dari Thailand dapat menjadi pemantik bagi AS untuk memberikan tarif impor resiprokal yang lebih rendah.
Sebab, proposal mengenai pengurangan bea dan pajak tersebut sudah cukup substansial. Dia meyakini AS juga mengharapkan negosiasi yang lebih mendalam dari negara-negara yang belum mencapai kesepakatan, termasuk Thailand.
"Itu sebabnya AS mengirim surat ke berbagai negara. Namun, saya yakin AS akan mengumumkan pengurangan tarif terhadap Thailand hingga di bawah 36%, dan masih ada waktu 20 hari untuk bernegosiasi sebelum 1 Agustus," tutur Pichai.
Lebih lanjut, Pichai memberikan pandangan mengenai sentimen negatif AS terhadap kelompok BRICS maupun negara mitranya. Sebagai salah satu negara mitra BRICS, dia mengatakan Thailand lebih banyak mengamati dan mempelajari blok tersebut.
Perlu diketahui, negara anggota sekaligus pendukung BRICS dianggap anti-Amerika oleh Presiden AS Donald Trump. Untuk itu, AS akan mengenakan tarif bea masuk tambahan sebesar 10% untuk semua negara yang mendukung kebijakan anti-Amerika.
Meski begitu, Pichai menjelaskan bahwa Thailand akan melakukan pendekatan sekaligus terlibat dengan berbagai blok ekonomi. Namun, untuk saat ini, pemerintah akan fokus mencapai kesepakatan tarif resiprokal dan kerja sama bilateral yang baik.
"Saya yakin proposal Thailand akan mendapat respons positif karena dijelaskan dengan baik, terukur, dan dapat ditindaklanjuti. Proposal ini semestinya menghasilkan hasil berkelanjutan, dan bukan sekadar janji," ujar Pichai seperti dilansir nationthailand.com. (rig)